Setidaknya, saat ini, kata Dicky, ada 13 persen orang Indonesia yang sudah menerima satu dosis vaksin, yang sebelumnya pada 3 Juli, tercatat hanya sekitar 11,54 persen.
"Itu dari angka-angka epidemiologi yang secara umum masih menunjukkan (PPKM Darurat) belum berhasil dalam seminggu ini," ujar Dicky.
Apa kesimpulan dari evaluasi sepekan PPKM Darurat ini?
Lebih lanjut Dicky mengatakan bahwa data-data tersebut menjadi modal evaluasi yang harus ditingkatkan dan diperbaiki dari penerapan PPKM Darurat.
"Ingat bahwa esensi dari PPKM Darurat ini, sebetulnya adalah memperkuat 3T, vaksinasi dan pembatasan. Termasuk pembatasan di pintu masuk negara, serta penguatan dari skala komunitas," jelas Dicky.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia, Ahli Ingatkan untuk Ubah Strategi
Dicky melihat bahwa pembatasan kegiatan masyarakat ini masih banyak yang belum optimal dilakukan. Data menunjukkan bahwa pembatasan yang dilakukan tidak menurunkan angka reproduksi Covid-19, maupun growth rate.
Menurut Dicky, hal inilah yang seharusnya segera diperbaiki dan diperkuat untuk mencegah potensi ledakan kasus Covid-19 yang besar di akhir Juli 2021 ini.
Angka kematian yang meningkat, kata Dicky, diakibatkan karena kegagalan dalam pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment), dalam menemukan kasus Covid-19 secara dini dan cepat di masyarakat.
"Selain 3T harus ditingkatkan, juga visitasi, yakni kunjungan ke rumah untuk menemukan kasus-kasus infeksi Covid-19 di masyarakat, agar cepat tertangani, sehingga bisa menurunkan angka kematian yang terus meningkat," jelas Dicky.
Baca juga: Dobel Puncak Kasus Covid-19 di Indonesia Diperkirakan 1 hingga 2 Bulan ke Depan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.