Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Jelaskan 5 Alasan Situasi Pandemi Covid-19 di Indonesia Saat Ini Mengkhawatirkan

Kompas.com - 18/06/2021, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli menegaskan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan.

Hal ini disampaikan oleh lima organisasi profesi dokter di Indonesia.

Di antaranya adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Baca juga: Penyebab Kasus Covid-19 dan Kematian di Asia Tenggara Meningkat Tajam

Berikut adalah beberapa indikasi yang membuat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia disebut mengkhawatirkan;

1. Peningkatan kasus hingga 500 persen

Berdasarkan data kasus harian dari Satuan Tugas Covid-19, pada 15 Mei 2021, angka penambahan kasus Covid-19 mencapai 2385 kasus per hari.

Kemudian, kasus semakin meningkat tajam, tercatat pada 15 Juni 2021 terdapat 8161 kasus per hari, dan 9.944 kasus pada 16 Juni2021.

Bahkan, kemarin (17 Juni 2021), angka kasus infeksi Covid-19 di Indonesia terjadi sebanyak 12.624 kasus dalam 24 jam.

Jika dibandingkan dengan data 15 Mei 2021, terjadi peningkatan kasus pada tanggal 17 Juni sekitar 500 persen, yang diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan Covid-19.

Menurut, Ketua PDPI Cabang Jakarta, DR Dr Erlina Burhan MSc SpP(K), data ini mungkin sebenarnya lebih besar lagi daripada yang tercatat, sebab laporan pemakaman atau kematian di luar rumah sakit juga diketahui mengalami peningkatan.

"Bisa jadi itu juga Covid-19, tapi tidak sempat terkonfirmasi karena tidak sempat datang ke rumah sakit. Ini (meningkatnya angka pemakaman) juga yang membuat kita berasumsi jangan-jangan penyakit yang sekarang ini jauh lebih berat dibandingkan yang sebelumnya," kata Erlina dalam Konferensi Pers 5 Organisasi Profesi tentang Situasi Terkini Pandemi Covid-19 di Indonesia, Jumat (18/6/2021).

2. Ketersediaan ICU dan BOR

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Bed Occupation Rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU sudah hampir penuh.

Data sampai tanggal 17 Juni 2021 tercatat sekitar 8000 tempat tidur isolasi yang tersedia, sudah terisi 84 persen dan ruang ICU sudah terisi 74 persen.

"Ini angka yang secara psikologis sudah sangat mengkhawatirkan, dan ini angka Jakarta saja. Dan saya kira untuk daerah-daerah mungkin akan lebih tinggi lagi angkanya," ujarnya.

Erlina berkata demiikian, karena menurutnya kapasitas tempat tidur maupun kapasitas ruang ICU di fasilitas kesehatan di daerah-daerah relatif lebih sedikit dibandingkan dengan Jakarta.

Seperti yang terjadi di Jawa Tengah, bahkan BOR dan keterisian ICU sudah mencapai angka 90-100 persen.

"Ini juga mengkhawatirkan, karena ICU itu kita berbicara tentang (risiko) mortalitas (kematian)," ucap dia.

Jika kondisi terus begini, Ketua Umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), DR Dr Sally Aman Nasution SpPD, K-KV FINASIM, FACP mengatakan bahwa sistem kesehatan kita akan colaps.

"Sistem Kesehatan Indonesia dapat colaps jika pihak yang berwenang dan terlibat tidak segera melakukan upaya-upaya maksimal untuk penanganan Covid-19 ini," kata Sally dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Hadapi Dobel Puncak Kasus Covid-19, Ini Penyebabnya

Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

3. Banyak varian baru

Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia juga diduga akibat adanya varian-varian baru dari mutasi virus SARS-CoV-2 ini.

Salah satu yang sedang menjadi sorotan dan kekhawatiran adalah varian Delta, yang juga menjadi penyebab lonjakan kasus tinggi di negara India.

Selain itu, Erlina juga menyebutkan varian baru B.16.17.2 diketahui lebih mudah menular 50-60 persen, dan juga berdampak terhadap kesakitan yang lebih parah.

"Kita sangat mengkhawatirkan (kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia), karena salah satunya adalah adanya varian baru," ucap Sally.

Sally menjelaskan, dari beberapa data yang sudah kita dapat saat ini, diketahui bahwa varian-varian baru itu lebih mudah menular dan kalau terkena infeksi biasanya lebih berat atau mematikan. 

"Karena lebih menular ini, intinya bagaimana supaya tidak tertular dan menularkan," tuturnya.

Dengan indikasi lebih mudah menular, maka penyakit Covid-19 bisa  lebih akut dari sebelum-sebelumnya.

Disebutkan pula bahwa varian-varian baru itu kemungkinan akan semakin masif terjadi selama mobilitas tidak bisa ditekan, yang artinya potensi penularan yang lebih dari saat ini juga sangat mungkin terjadi.

Baca juga: Ahli Jelaskan Bagaimana Varian Delta Virus Corona Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19

4. Banyak menginfeksi anak

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan, bahwa proporsi kasus konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen.

"Ini artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak-anak," kata Prof DR Dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP, Ketua IDAI.

Sementara, data tingkat kematian atau case fatality rate pada usia itu juga meningkat mencapai 3-5 persen.

5. Angka kasus kematian meningkat

Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19, pada bulan Mei 2021 lalu, angka kasus kematian akibat infeksi Covid-19 ini sempat turun dengan rata-rata di bawah 200 kasus per hari.

Tetapi, setelah terjadinya lonjakan kasus pasca libur lebaran Idul Fitri, maka terakhir pada 17 Juni 2021 kemarin, kasus kematian per hari mencapai 277 kasus.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Masuk ke Indonesia, Bagaimana Cara Mencegah Anak Terpapar Covid-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com