Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2021, 10:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Dalam situasi tertentu, msialnya sedang sangat bahagia atau mencegah kecelakaan, kita mungkin berandai-andai punya kemampuan menghentikan waktu.

Banyak buku atau film fiksi ilmiah yang menampilkan karakter dengan kemampuan dapat menghentikan waktu.

Namun dalam dunia nyata, bisakah kita menghentikan waktu?

Dilansir Space.com, Kamis (17/6/2021), menjawab pertanyaan itu, kita perlu menyelami sudut terjauh fisika, filsafat, dan persepsi manusia.

Baca juga: Misteri Miringnya Inti Bumi dan Berkurangnya Panas Planet di Bawah Indonesia

Memahami waktu dari fisika

"Bagi seorang fisikawan, menghentikan waktu tidak terlalu misterius," kata Sean Carroll, fisikawan teoritis di California Institute of Technology kepada Live Science.

"Waktu hanyalah label di berbagai bagian alam semesta. Waktu memberi tahu kita kapan sesuatu terjadi," imbuh Carroll.

Carroll menambahkan, banyak persamaan fisika membuat sedikit perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Albert Einstein pernah menyinggung tentang waktu dalam teori relativitas.

Menurut teori Einstein, waktu diukur dengan jam. Karena bagian-bagian jam harus bergerak melalui ruang, waktu terjerat dengan ruang menjadi konsep yang lebih besar yang dikenal sebagai ruang-waktu yang menopang alam semesta.

Relativitas menunjukkan bahwa waktu bisa menjadi sangat berbeda, tergantung pada seberapa cepat seorang "bergerak" dibanding orang lain.

Sebagai contoh, astronot yang meluncur ke ruang angkasa dengan kecepatan mendekati cahaya, waktu akan terasa berjalan lebih lambat bagi astronot dibanding kita yang ada di Bumi.

Dan seorang astronot yang jatuh ke dalam lubang hitam, yang gravitasi besarnya dapat membelokkan waktu, mungkin juga waktunya relatif melambat dibanding yang lain.

Tapi itu bukan cara untuk menghentikan waktu, kata Carroll.

Roket Long March-2F, membawa pesawat ruang angkasa Shenzhou-12 dan 3 awak astronot, menuju ke orbit setelah lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di gurun Gobi di barat laut China pada 17 Juni 2021. Ini adalah misi berawak pertama ke stasiun luar angkasa baru China. GREG BAKER/AFP Roket Long March-2F, membawa pesawat ruang angkasa Shenzhou-12 dan 3 awak astronot, menuju ke orbit setelah lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di gurun Gobi di barat laut China pada 17 Juni 2021. Ini adalah misi berawak pertama ke stasiun luar angkasa baru China.

Dua jam mungkin berbeda dalam relativitas, tetapi masing-masing masih akan merekam perjalanan waktu umum dalam kerangka referensi mereka sendiri.

"Jika Anda mendekati lubang hitam, Anda tidak akan melihat sesuatu yang berbeda," kata Carroll.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com