Pada tahun yang sama dengan gempa kembar Bengkulu kali ke dua, pada tanggal 24 Agustus 2020, gempa kembar juga mengguncang selatan Pangandaran.
Gempa kembar ini terjadi dengan magnitudo 5,2 pukul 00.38 WIB dan magnitudo 5,0 pada pukul 00.54 WIB.
Pada awal tahun 2021 ini, gempa kembar telah mengguncang wilayah selatan Lampung pada tanggal 13 Februari 2021.
Gempa kembar Lampung ini terjadi dengan magnitudo 5,3 pukul 11.18.21 WIB dan magnitudo 5,5 pada pukul 11.30.54 WIB.
Baca juga: Selain Bengkulu, Papua dan Barat Aceh Pernah Diguncang Gempa Kembar
Untuk kali kedua di tahun ini, kemarin, Minggu 23 Mei 2021, gempa kembar mengguncang wilayah Selat Sunda.
Gempa kembar ini terjadi dengan magnitudo M5,0 pukul 10.48 WIB dan magnitudo 5,4 pukul 10.50 WIB.
Pemicu gempa kembar di Indonesia
Menurut Daryono, gempa kembar umumnya disebabkan oleh picuan statis.
"Fenomena gempa kembar diduga akibat adanya pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa yang sudah terjadi sebelumnya," kata Daryono kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).
"Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak, sehingga gempa kembar biasanya memiliki lokasi yang berdekatan," lanjut dia.
Lebih lanjut Daryono menjelaskan, pemicuan bersifat statis dapat terjadi pada peristiwa dua atau lebih gempa dengan sumber yang sangat berdekatan, seperti gempa Lombok 2018.
Selain faktor picuan statis, Daryono menyebutkan, gempa kembar kemungkinan terjadi karena faktor kebetulan.
Artinya, dua gempa yang terjadi memiliki masing-masing sumber gempa yang sama-sama "sudah matang", karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum.
"Alhasil, terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan," kata Daryono.
Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa Kembar Banten