Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Terjadi, Ini 6 Gempa Kembar yang Pernah Mengguncang Indonesia sejak Tahun 2007

Kompas.com - 25/05/2021, 09:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan, gempa kembar (double earthquake) merupakan kejadian yang langka.

"(Gempa kembar) jarang terjadi," kata Daryono kepada Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Namun, pada Minggu (23/5/2021), gempa kembar mengguncang wilayah Selat Sunda dengan magnitudo M 5,0 dan M 5,4.

Berdasarkan keterangan resmi BMKG, gempa pertama terjadi pada pukul 10.48 WIB dengan parameter awal gempa pertama M5,0.

Baca juga: Gempa Terkini: 2 Gempa Guncang Banten, Pusatnya di Sumur, Pandeglang

Episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 6,59 LS dan 105,45 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 17 kilometer arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada kedalaman 10 kilometer.

Selanjutnya, gempa kedua terjadi pada pukul 10.50 WIB. Gempa ini memiliki parameter awal, yaitu M 5,4 yang kemudian dilakukan pemutakhiran menjadi M 4,9 dan M 5,2.

Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 6,64 LS dan 105,43 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 16 km arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada kedalaman 10 kilometer.

Dalam catatan BMKG, gempa kembar serupa sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia.

Berikut 6 gempa kembar yang pernah terjadi di Indonesia:

1. Gempa kembar Bengkulu 

Gempa kembar Bengkulu terjadi pada 12 September 2007 magnitudo 8,4 dan pada 13 September 2007 magnitudo 7,8. 

2. Gempa kembar Aceh

Pada tanggal 11 April 2011, gempa kembar mengguncang wilayah Aceh dengan magnitudo 8,6 pukul 15.38 WIB dan magnitudo 8,2 pukul 17.43 WIB. 

3. Gempa kembar Bengkulu

Setelah tahun 2007, Bengkulu kembali diguncang gempa kembar pada 19 Agustus 2020.

Kali ini gempa kembar terjadi dengan magnitudo 6,8 pukul 5.23 WIB dan magnitudo 6,9 pukul 5.29. 

Baca juga: Gempa Banten yang Berulang Disebut Gempa Kembar, Apa Bedanya dengan Gempa Susulan?

 

Ilustrasi gempabodnarchuk Ilustrasi gempa
4. Gempa kembar selatan Pangandaran

Pada tahun yang sama dengan gempa kembar Bengkulu kali ke dua, pada tanggal 24 Agustus 2020, gempa kembar juga mengguncang selatan Pangandaran.

Gempa kembar ini terjadi dengan magnitudo 5,2 pukul 00.38 WIB dan magnitudo 5,0 pada pukul 00.54 WIB. 

5. Gempa kembar selatan Lampung

Pada awal tahun 2021 ini, gempa kembar telah mengguncang wilayah selatan Lampung pada tanggal 13 Februari 2021.

Gempa kembar Lampung ini terjadi dengan magnitudo 5,3 pukul 11.18.21 WIB dan magnitudo 5,5 pada pukul 11.30.54 WIB.

Baca juga: Selain Bengkulu, Papua dan Barat Aceh Pernah Diguncang Gempa Kembar

6. Gempa kembar Selat Sunda 

Untuk kali kedua di tahun ini, kemarin, Minggu 23 Mei 2021, gempa kembar mengguncang wilayah Selat Sunda.

Gempa kembar ini terjadi dengan magnitudo M5,0 pukul 10.48 WIB dan magnitudo 5,4 pukul 10.50 WIB.

Pemicu gempa kembar di Indonesia

Menurut Daryono, gempa kembar umumnya disebabkan oleh picuan statis.

"Fenomena gempa kembar diduga akibat adanya pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa yang sudah terjadi sebelumnya," kata Daryono kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

"Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak, sehingga gempa kembar biasanya memiliki lokasi yang berdekatan," lanjut dia. 

Lebih lanjut Daryono menjelaskan, pemicuan bersifat statis dapat terjadi pada peristiwa dua atau lebih gempa dengan sumber yang sangat berdekatan, seperti gempa Lombok 2018. 

Selain faktor picuan statis, Daryono menyebutkan, gempa kembar kemungkinan terjadi karena faktor kebetulan. 

Artinya, dua gempa yang terjadi memiliki masing-masing sumber gempa yang sama-sama "sudah matang", karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum.

"Alhasil, terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan," kata Daryono.

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa Kembar Banten

 

Ia mengatakan, gempa kembar tersebut perlu diwaspadai masyarakat. Sebab, akan ada potensi sangat merusak jika gempa itu berkekuatan besar dan episentrumnya dekat dengan pemukiman. 

Jika gempa kembar berkekuatan besar terjadi di laut dengan kedalaman dangkal, maka hal itu dapat memicu terjadinya tsunami seperti di Bengkulu pada 2007 silam. 

Sementara itu, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudra Hindia selatan Bengkulu dan Lampung memang sedang terjadi peningkatan aktivitas gempa selama 6 bulan terakhir. 

Gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sudah terjadi sebanyak 14 kali sejak bulan November 2020. 

Sebelumnya Pulau Enggano juga diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 pada hari Rabu 10 Februari 2021 yang diikuti 11 kali gempa susulan.

Baca juga: Fenomena Gempa Kembar Bengkulu dan Terasa sampai Singapura, Ini Faktanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com