Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Hipertensi, Kegemukan hingga Penyakit Ginjal Kronik

Kompas.com - 27/04/2021, 18:02 WIB
Dea Syifa Ananda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan darah seseorang ke dinding pembuluh darah.

Tekanan ini bergantung pada ketahanan pembuluh darah dan seberapa keras jantung harus bekerja.

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan aneurisma.

Menjaga tekanan darah terkendali sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mengurangi risiko kondisi berbahaya ini.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Hipertensi untuk Mencegah Kematian Dini

Penyebab Hipertensi

Dilansir Medical News Today, Senin (22/7/2019) penyebab hipertensi seringkali tidak diketahui. Dalam banyak kasus, ini adalah hasil dari kondisi yang mendasarinya.

Terdapat dua kategori penyebab hipertensi, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Volume plasma darah
  • Aktivitas hormon pada orang yang mengatur volume dan tekanan darah dengan menggunakan Obat-obatan
  • Faktor lingkungan, seperti stres dan kurang olah raga

2. Hipertensi sekunder

Sedangkan untuk hipertensi sekunder memiliki penyebab spesifik dan merupakan komplikasi dari masalah kesehatan lain.

Penyakit ginjal kronis adalah penyebab umum tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak lagi menyaring cairan. Cairan berlebih inilah yang kemudian menyebabkan hipertensi.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain:

  • Diabetes, karena masalah ginjal dan kerusakan saraf
  • Penyakit ginjal
  • Pheochromocytoma, kanker kelenjar adrenal yang langka
  • Sindrom Cushing yang dapat disebabkan oleh obat kortikosteroid
  • Hiperplasia adrenal kongenital, kelainan kelenjar adrenal yang mensekresi kortisol
  • Hipertiroidisme, atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif
  • Hiperparatiroidisme, yang memengaruhi kadar kalsium dan fosfor
  • Kehamilan
  • Apnea tidur
  • Kegemukan

Faktor risiko

Terdapat beberapa faktor atau kondisi seseorang yang diyakini dapat  meningkatkan risiko hipertensi antara lain : 

  • Umur. Hipertensi lebih sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 60 tahun. Tekanan darah dapat meningkat dengan stabil seiring bertambahnya usia karena arteri menegang dan menyempit karena penumpukan plak.
  • Etnis. Beberapa kelompok etnis lebih rentan terkena hipertensi dibandingkan yang lain. Orang Afrika-Amerika memiliki Sumber Tepercaya berisiko lebih tinggi daripada kelompok etnis lain, misalnya. · Ukuran dan berat badan: Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko utama.
  • Penggunaan alkohol dan tembakau. Mengkonsumsi alkohol atau tembakau dalam jumlah besar secara teratur dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Jenis Kelamin. Menurut review 2018Trusted Source, laki-laki memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi daripada perempuan. Namun, ini hanya sampai wanita mencapai menopause.
  • Kondisi kesehatan yang ada. Penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit ginjal kronis, dan kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi, terutama seiring bertambahnya usia.

Baca juga: Ahli: Pasien Hipertensi Harus Terus Minum Obat Selama Pandemi Covid-19

Faktor risiko lainnya juga termasuk gaya hidup yang tidak banyak bergerak, diet kaya garam tinggi lemak dan asupan kalium rendah

Stres yang tidak terkelola dengan baik dan riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan risiko hipertensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com