Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklus Tidur Terganggu, Benarkah Teknologi Mengubah Jam Tubuh Manusia?

Kompas.com - 19/04/2021, 18:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Teknologi mengubah ritme sirkadian

Banyak aspek teknologi modern, dari bola lampu, hingga ponsel layar sentuh terbaru, yang memancarkan cahaya.

"Cahaya terutama melakukan dua hal pada jam tubuh ini. Ini mengatur waktu jam dan mengubah amplitudo atau kekuatan jam," kata Profesor Jamie Zeitzer dari Stanford University.

Saat ritme sirkadian kita mengubah tingkat melatonin, kita dapat menggunakan tingkat hormon tidur ini untuk melihat apa yang memengaruhi jam tubuh kita.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa cahaya buatan yang terang dapat menekan produksi melatonin pada manusia.

Menariknya, cahaya buatan yang sangat terang sebenarnya digunakan sebagai terapi yang disebut fototerapi, untuk membantu orang yang memiliki jam biologis sangat lambat agar dapat bangun dan tidur lebih awal.

Baca juga: Kualitas Tidur 62 Persen Warga Asia Pasifik Terganggu Selama Pandemi

 

 

Intensitas cahaya yang digunakan untuk fototerapi jauh lebih tinggi daripada yang dipancarkan oleh layar atau bola lampu yang biasa kita gunakan.

Sebuah studi tahun 2014 melihat skenario yang lebih realistis, yakni dengan membandingkan kadar melatonin dan kualitas tidur orang-orang yang membaca buku biasa atau buku elektronik sebelum tidur.

Mereka menemukan bahwa partisipan yang membaca buku elektronik mengalami penurunan kadar melatonin.

"Ada bukti bahwa 1,5 jam (atau lebih) penggunaan layar terang mengurangi peningkatan melatonin di malam hari secara alami, dan efek ini dapat bertambah selama beberapa malam," kata Dr Cele Richardson dari Western Australia University.

Namun, dia menambahkan, tampaknya tidak berarti membutuhkan waktu lebih untuk tertidur.

Lantas, apa artinya bagi pola tidur kita?

Kendati telah diketahui bahwa melatonin memiliki banyak efek dalam tubuh dan dikaitkan dengan siklus tidur-bangun, kita tidak tahu persis bagaimana jumlah melatonin yang berkurang memengaruhi kualitas tidur.

Baca juga: Ponsel dan Stres Jadi Penyebab Gangguan Tidur Masyarakat Asia Pasifik Selama Pandemi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com