Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Filler dengan Ahlinya, dari Tujuan, Bahan, hingga Efek Samping

Kompas.com - 21/03/2021, 13:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Ada beberapa bahan dermal filler yang digunakan dan mendapat persetujuan FDA, yakni:

  • Dermal filler berbahan absorbable seperti hyaluronic acid dapat bertahan selama 6-12 bulan, bahan calcium hydroxylapatite dapat bertahan selama 18 bulan, dan bahan poly-L-lactic-acid (PLLA) dapat bertahan selama 2 tahun.
  • Dermal filler berbahan nonabsorbable, yaitu polymethylmethacrylate (PMMA) merupakan satu-satunya bahan nonabsorbable yang disetujui FDA. Preparat PMMA dibuat dalam bentuk suspensi dengan kombinasi kolagen.

"Pada beberapa produk, bahan dermal filler juga mengandung lidocaine untuk mengurangi nyeri atau rasa tidak nyaman saat tindakan penyuntikan," kata Olly.

4. Apa efek samping filler ?

Efek samping setelah penyuntikan dermal filler beragam. Umumnya, pasien dapat mengalami memar, kemerahan, bengkak, dan nyeri.

"Pada beberapa kasus, dapat terjadi reaksi alergi, benjolan (nodul), granuloma, infeksi," imbuh dia.

Tanda klinis infeksi yang mungkin terjadi antara lain kemerahan, nyeri, bengkak, terdapat kumpulan nanah di bawah permukaan kulit, dan dapat disertai dengan demam.

Jika hal ini terjadi, Olly menyarankan untuk segera konsultasikan kembali kepada dokter operator yang kompeten untuk dilakukan evaluasi dan penanganan lanjutan.

"Untuk menangani infeksi, diperlukan kombinasi pemberian medikamentosa atau obat (antibiotik dan pereda nyeri) serta tindakan lanjutan, yaitu evakuasi dan pembersihan (debridement)," jelasnya.

Penanganan lanjutan berupa pemberian obat dan tindakan lanjutan (pembedahan) akan disesuaikan untuk tiap kondisi yang dialami pasien.

Dia menambahkan, ada juga laporan kasus pascapenyuntikan dermal filler yang mengalami tampilan asimetris dan warna kebiruan transparan ketika terpapar sinar matahari.

Selain itu, efek samping yang mungkin terjadi bila bahan dermal filler secara tidak sengaja masuk ke dalam aliran pembuluh darah dan mengakibatkan sumbatan adalah nekrosis atau kematian jaringan dan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

"Jika hal ini terjadi, diperlukan penanganan medis segera," tegasnya.

5. Apakah filler sama dengan botoks?

Olly menjelaskan, dermal filler memberikan efek penambahan volume pada area wajah dan memberi kesan tampilan lebih halus atau penuh pada wajah.

Perawatan ini sangat berbeda dengan botoks atau yang disebut dalam bahasa medis dengan toksin botulinum.

"Toksin botulinum adalah suatu agen penghambat neuromuskular yang dalam kisaran dosis tertentu akan memberi efek merelaksasi atau melemahkan otot," terangnya.

Dalam penyuntikan toksin botulinum di area wajah, kata Olly, harus dilakukan dengan cermat. Baik itu dalam menentukan dosis yang sesuai dan lokasi penyuntikan yang tepat.

Baca juga: Filler, Jembatan Menuju Wajah Awet Muda!

"Oleh karena perbedaan mekanisme kerja ini, dermal filler lebih sesuai untuk memperbaiki kondisi kerutan statis pada wajah, sedangkan toksin botulinum (botoks) lebih ditujukan untuk kerutan dinamis yang diakibatkan oleh kontraksi otot wajah (kerutan yang terlihat saat melakukan ekspresi wajah)," terang dia.

Toksin botulinum tidak hanya digunakan untuk indikasi estetik, tetapi juga kasus-kasus medis lain seperti hiperhidrosis (keringat berlebih) pada area ketiak, strabismus, migrain kronik, spastisitas otot.

"Masing-masing indikasi kasus medis harus ditangani oleh dokter yang kompeten di bidang tersebut untuk memastikan kesesuaian dosis dan ketepatan lokasi penyuntikan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com