Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta AstraZeneca, dari Diisukan Mengandung Tripsin Babi hingga Efek Samping

Kompas.com - 20/03/2021, 18:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak kedatangannya ke Indonesia, vaksin Covid-19 dari produk AstraZeneca menuai banyak sekali konflik.

Terbaru, vaksin ini menimbulkan polemik karena disebut mengandung tripsin babi.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.

1. Dari Inggris

Dilansir dari Forbes, 12 Mei 2020, AstraZeneca adalah holding company atau perusahaan induk yang bergerak di bidang riset, pengembangan, dan manufaktur produk farmasi. 

Perusahaan ini didirikan pada 17 Juni 1992, dan bermarkas di Cambridge, Inggris. Produk-produk dari AstraZeneca telah banyak digunakan di bidang kesehatan, meliputi onkologi, kardiovaskular, ginjal, metabolisme, dan pernapasan.

Baca juga: AstraZeneca Bantah Vaksin Covid-19 Produksinya Mengandung Tripsin Babi

Dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, AstraZeneca menjalin kerja sama dengan Universitas Oxford, Inggris. 

Dilansir dari laman resmi AstraZeneca, 30 April 2020, AstraZeneca dan Universitas Oxford telah mencapai kesepakatan tentang pengembangan dan distribusi vaksin Covid-19. 

Dalam kesepakatan itu, AstraZeneca akan bertanggung jawab di bidang pengembangan dan manufaktur global, serta pendistribusian vaksin AZD1222 ke seluruh dunia.

2. Vaksin vektor adenovirus simpanse

Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford adalah vaksin vektor adenovirus simpanse. 

Tim pengembang vaksin mengambil virus adenovirus (virus flu) yang biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Selain itu, vaksin AstraZeneca ini juga mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2.

Baca juga: Apa Fungsi Tripsin Babi yang Disebut MUI Ada di Vaksin AstraZeneca?

Setelah vaksinasi, diproduksilah protein permukaan spike yang akan mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

2. Ada lebih dari 1,1 juta dosis di Indonesia

Lebih dari 1,1 juta dosis vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca ini tiba di Indonesia pada Senin (8/3/2021) sore melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pantauan Kompas.com dari siaran YouTube resmi Sekretariat Presiden, vaksin tiba sekitar pukul 17.45 WIB di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. 

Tampak satu kontainer besi besar mulai diturunkan dari pesawat. Ada pun jenis vaksin yang datang adalah Astrazeneca sebanyak 1.113.600 vaksin, dengan total berat 4,1 ton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com