Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menangani GERD Saat di Pengungsian Setelah Dilanda Bencana Alam

Kompas.com - 18/03/2021, 07:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika Anda memiliki penyakit GERD dan sedang berada di pengungsian akibat bencana alam, ahli mengingatkan agar sebaiknya selalu memperhatikan pola konsumsi hingga pikiran yang baik.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah, dr Hasan Maulahela SpPD-KGEH, dalam Bincang-bincang Sains Talk Kompas.com, Kamis (11/2/2021).

"Pada saat kondisi bencana atau keadaan tidak normal, orang dengan GERD memang memerlukan penanganan yang khusus," kata dr Hasan.

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kelainan sistem pencernaan yang memengaruhi kinerja otot kerongkongan bagian bawah (otot LES). 

Baca juga: Apakah GERD Bisa Memicu Serangan Jantung? Ini Penjelasan Ahli

 

Penyakit GERD diakibatkan oleh refluks asam lambung di kerongkongan (esofagus) pada kebanyakan orang, termasuk wanita hamil, kerap menderita dada terbakar (heartburn) atau gangguan pencernaan.

Refluks asam lambung dapat terjadi karena sfingter (otot katup) esofagus tidak menutup dengan benar atau cukup erat, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.

Penyakit GERD termasuk ke dalam 10 penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Prevalensi penyakit ini terus meningkat selama 10 hingga 15 tahun terakhir.

Pada saat yang sama, selain mengantisipasi dan cara mengatasi GERD ini, wilayah Indonesia yang memiliki dua musim yakni hujan dan kemarau, masyarakatnya juga perlu mengantisipasi potensi berbagai bencana alam yang bisa mengancam jiwa.

Baca juga: Apa Bedanya Penyakit GERD dan Maag, dari Gejala hingga Faktor Pemicunya

 

Seperti diketahui, saat bencana alam terjadi tidak ada yang tahu bagaimana keburukan dampak yang akan terjadi.

Entah seperti apa masyarakat yang selamat akan tinggal dan bertahan dengan makan dan minum seadanya dalam beberapa pekan berikutnya.

Padahal, dr Hasan menyebutkan, penyakit GERD sangat erat kaitannya dengan permasalahan pencernaan.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi GERD, terutama saat berada di pengungsian bencana alam.

Baca juga: Halo Prof! GERD Tidak Kunjung Hilang, Bagaimana Solusinya?

Adapun beberapa gejala GERD yang khas antara lain sebagai berikut.

  • Heartburn (Rasa panas di dada) 
  • Sakit dada 
  • Batuk kronis 
  • Mual, muntah 
  • Makanan atau cairan asam lambung berbalik di kerongkongan  
  • Tenggorokan terasa mengganjal 
  • Sesak napas 
  • Serak Iritasi (radang) pada kerongkongan 

"Ciri yang paling khas ya heartburn atau rasa panas di dada," ujarnya.

Lantas, bagaimana cara mengatasi GERD di lokasi pengungsian setelah terjadi bencana alam?

Baca juga: Tidur Usai Sahur Bisa Picu GERD, Begini Tips Menghindarinya

 

Ditekankan oleh dr Hasan, dalam kondisi lingkungan paska bencana alam memang tidak banyak pilihan tindakan dan konsumsi yang bisa diambil oleh pasien dengan GERD.

Akan tetapi, ia menegaskan dua hal penting yang harus diperhatikan dengan baik yaitu masalah nutrisi, obat-obatan, dan psikologis.

1. Aspek nutrisi

Aspek nutrisi menjadi hal yang paling penting bagi setiap orang, baik yang sehat maupun orang dengan sakit-sakit tertentu, termasuk GERD ini.

"Aspek nutrisi itu juga penting bagi pasien dengan GERD yang sedang berada di pengungsian atau pada saat kita tertimpa bencana," kata dia.

"Pola makan harus tetap dijaga, dan kebersihan juga harus tetap dijaga," imbuhnya.

Baca juga: Gejala Kanker Lambung Mirip Maag dan GERD, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Ilustrasi GERDSHUTTERSTOCK Ilustrasi GERD

Diakui dia bahwa dalam kondisi di pengungsian paska bencana alam, memang pilihan akan pemenuhan asupan bernutrisi ini sedikit lebih sulit daripada kondisi lingkungan normal. 

Sebab, tidak banyak pilihan makanan yang bisa dikonsumsi secara baik. Tetapi, jangan sampai orang dengan GERD tidak makan sama sekali saat di pengungsian.

2. Aspek obat-obatan

Pada pasien-pasien yang sedang dalam pengobatan rutin, maka obat-obatan GERD yang dimiliki harus terus dikonsumsi agar mencegah kambuhnya gejala-gejala GERD yang ada.

Sementara, pada pasien yang baru terkena GERD atau tidak kronis, maka tetap harus dijaga pola makannya sebisa mungkin.

Baca juga: Punya Mag atau GERD, Amankah Puasa Saat Ramadhan? Ini Penjelasan Ahli

 

3. Aspek psikologis

Cara mengatasi GERD yang terakhir bagi pasien di pengungsian saat bencana alam terjadi adalah mengendalikan kondisi psikologis dirinya sendiri.

Psikologis pasien pada kondisi bencana sendiri juga tidak bisa luput dari perhatian, termasuk yang paling utama adalah perasaan cemas berlebihan. 

"Kita harus ubah pola pikir kita, sehingga tidak ada kecemasan yang berlebihan, yang dapat memicu GERD pada kondisi bencana ini," tegasnya.

Hal ini dikarenakan, jika psikologis pasien dengan GERD ini terganggu karena terlalu cemas atau takut berlebihan, maka secara sendirinya akan meningkatkan asam lambung di dalam tubuh. 

Saat asam lambung diproduksi secara berlebihan dan meningkat naik ke kerongkongan, maka gejala-gejala GERD dan psikosomatis juga bisa muncul.

Baca juga: GERD, dari Penyebab, Gejala hingga Penanganan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com