Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! GERD Tidak Kunjung Hilang, Bagaimana Solusinya?

Kompas.com - 19/11/2020, 11:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Masalah GERD umum dialami oleh orang Indonesia. Namun, mengendalikan penyakit ini bukan perkara mudah. Seorang pembaca Kompas.com bernama Sabhara Teguh meminta solusi melalui rubrik Halo Prof! untuk kondisi GERD yang tidak kunjung hilang:

"Assalamualaikum, mohon izin bertanya Prof, sudah 2 bulan yang lalu saya terdiagnosis GERD. Keluhannya berupa mual dan muntah, sendawa, dan terkadang sesak, pusing, dan lemas, Prof. Bagaimana solusinya Prof?"

Pertanyaan ini dijawab oleh dr. Deka Larasati Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut paparannya:

Halo Pak Sabhara,

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya refluks cairan lambung ke daerah esofagus (kerongkongan) melebihi kadar normal. Keadaan ini dapat bergejala dan dapat menimbulkan kerusakan pada mukosa esofagus (selaput lendir kerongkongan), atau dapat pula tidak menimbulkan kerusakan.

Baca juga: Halo Prof! Berapa Lama Obat GERD Harus Diminum agar Sembuh Total?

Gejala yang khas pada penderita GERD adalah adanya rasa terbakar pada dada, regurgitasi (perasaan adanya cairan, makanan, atau asam lambung yang bergerak ke atas kerongkongan), dan gangguan menelan. Pada penderita GERD juga dapat timbul gejala yang tidak khas seperti batuk, nyeri menelan, gangguan gigi, dan nyeri dada.

Terapi pengobatan GERD bertujuan untuk mengontrol gejala, menyembuhkan kerusakan mukosa esofagus, dan mencegah terjadinya trauma esofagus, serta komplikasi berulang. Terapi GERD dapat berupa modifikasi atau perbaikan gaya hidup, terapi obat-obatan, dan apabila diperlukan, melalui pembedahan.

Perbaikan gaya hidup yang dapat dilakukan meliputi kontrol berat badan, menghindari alkohol, menghindari makanan asam, cokelat, makanan pedas, kopi, pepermin, dan bawang.

Sebaiknya Bapak menerapkan metode small but frequent feeding atau mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil namun sering ya, Pak. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya asam lambung.

Baca juga: Halo Prof! Apakah GERD Bisa Ditandai dengan Sakit Kepala?


Selain itu, Bapak juga sebaiknya lebih berhati-hati ketika ingin tidur atau berbaring setelah makan. Tidur atau berbaring diperbolehkan dalam jeda waktu minimal 4 jam setelah waktu makan. Ketika tidur atau berbaring, Bapak juga dapat meninggikan posisi kepala, demi mengurangi risiko terjadinya refluks.

Terapi dengan obat-obatan sebaiknya yang dapat mengurangi/menetralisasi asam lambung dan yang dapat meningkatkan kinetik atau gerakan lambung. Pemilihan obat-obatan ini juga sebaiknya didiskusikan dengan dokter yang merawat Bapak.

Sedangkan terapi melalui pembedahan ditujukan untuk keluhan pasien yang tidak membaik setelah melakukan terapi modifikasi gaya hidup dan terapi obat-obatan yang adekuat atau memadai, timbulnya lesi pra-kanker atau jaringan abnormal pada mukosa esofagus (barrett esophagus), timbulnya komplikasi ekstra esofagus, atau pada pasien yang timbul komplikasi gangguan konduksi jantung.

Terkadang untuk kondisi Bapak diperlukan pemeriksaan dengan endoskopi untuk mengevaluasi apakah telah terjadi perubahan mukosa esofagus atau tidak.

Baca juga: Tidur Usai Sahur Bisa Picu Gerd, Begini Tips Menghindarinya

Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh peradangan pada esofagus, yang apabila dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan perubahan sel normal esofagus. Hal ini nantinya akan berdampak pada timbulnya lesi pra-kanker.

Pemeriksaan endoskopi juga dapat melihat adanya gangguan yang bersifat anatomis pada lambung dan usus dua belas jari, seperti melihat ada tidaknya massa yang menyebabkan terjadinya obstruksi atau penyumbatan di daerah lambung atau usus dua belas jari, sehingga cairan lambung tidak mengalir lancar ke saluran cerna berikutnya dan mengumpul di lambung.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com