Letusan semacam itu tidak akan terlihat seperti letusan eksplosif gunung berapi Eyjafjallajökull 2010, yang mengirimkan kolom abu lebih dari 5 mil (9 kilometer) ke langit.
"Fenomena ini memaksa ratusan orang untuk mengungsi dan menghentikan lalu lintas udara Eropa selama enam hari," tulis ahli vulkanologi Dave McGarvie di The Conversation.
Baca juga: 8 Fakta Tsunami Selandia Baru, Dipicu Gempa M 8,1 hingga Daerah Rawan
"Letusan di barat daya Islandia adalah jenis batuan cair yang disebut basal. Hal ini menghasilkan aliran lava yang bergerak lambat dari kawah dan kerucut yang meledak perlahan," tulis McGarvie, dari Universitas Lancaster di Lancashire, Inggris.
"Di Islandia, ini disebut 'letusan turis' karena relatif aman dan dapat diprediksi."
Saat ini, wisatawan yang memasuki Islandia dikenai masa karantina lima hari karena pandemi COVID-19, jadi pengamat gunung berapi yang berharap akan bergerak cepat, atau puas dengan tampilan webcam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.