Namun, ternyata hasil penelitian melalui survei yang tim peneliti HCC lakukan berbeda daripada prediksi dan kekhawatiran banyak pihak.
Sebab, hasil survei daring yang dilakukan kepada 379 responden ibu menyusui dari 20 provinsi di Indonesia, justru menunjukkan peningkatan angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2020 terjadi sangat tinggi.
Pada kelompok yang bekerja dari rumah (work from home) yaitu sebesar 97,8 persen serta pada kelompok ibu menyususi yang tetap bekerja dari kantor (work from office) sebesar 82,9 persen.
"Angka ini meningkat tajam dibanding angka ASI eksklusif di Indonesia selama beberapa tahun ini yang masih berkisar antara 30-50 persen," kata Ray dalam keterangan pers.
Baca juga: Rahasia Emas ASI, Ilmuwan Ungkap Manfaatnya pada Kekebalan Bayi
Ray mengatakan bahwa penelitian dengan 379 responden tersebut sudah mewakili atau merupakan representatif masyarakat Indonesia, sebab berdasarkan perhitungan harusnya cukup 350 responden saja sudah bisa mewakili ibu menyusui di Indonesia.
Sebagai informasi, penelitian tersebut dilakukan dengan cross-sectional melalui survei kuesioner daring.
"Kuesioner yang kami sebarkan dalam penelitian ini sudah divalidasi oleh 5 pakar kesehatan masyarakat dan pakar laktasi," jelas Ray yang juga sekaligus Founder & Chairman HCC.
Selain itu, penelitian perilaku ibu menyusui, pemberian ASI eksklusif selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia ini juga telah lulus Izin Etik dengan No: 09/12/KEP-FKIKUAJ/2020.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Ini Tahapan Menghentikan ASI saat Bayi 2 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.