KOMPAS.com- Berdasarkan penelitian terbaru angka keberhasilan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif selama pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan prevalensi yang meningkat tajam.
Penelitian perilaku ibu menyusuia selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia oleh tim peneliti Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan bahwa prevalensi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2020 mencapai sebesar 89,4 persen.
Dijelaskan oleh Ketua Tim Peneliti, Dr dr Ray Wagiu Basrowi bahwa hasil penelitian terbaru ini merupakan suatu keberhasilan yang terjadi di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir sejak tahun 2020 hingga saat ini.
Pasalnya, pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19 melanda, Indonesia tergolong negara yang rendah keberhasilan program ASI eksklusif di dunia, dengan prevalensi sekitar 30-50 persen saja secara nasional.
Baca juga: Ibu Positif HIV Bisa Melahirkan Normal dan ASI Eksklusif
Bahkan terlebih pada kelompok ibu pekerja, angka keberhasilan pemberian ASI Eksklusif kelompok tersebut hanyalah berkisar 19-47 persen.
"Ditengah situasi yang begini, ini (meningkatnya prevalensi ASI Eksklusif) adalah kabar gembira untuk kita. Apalagi ASI Eksklusif itu berkaitan dan berdampak pada status kesehatan bangsa," ujarnya, Rabu (20/1/2021).
Untuk diketahui, penelitian ini dilakukan dengan banyak landasan dasar atau latar belakang, dan berkaitan dengan prediksi pandemi Covid-19 akan mengakibatkan dampak buruk pada banyak aspek. Di antaranya seperti berikut.
Sehingga, Ray berkata, kondisi-kondisi tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada perilaku laktasi dan ibu menyusui Indonesia.
Baca juga: Pentingnya ASI Eksklusif, Manfaatnya bagi Imunitas hingga Tumbuh Kembang Bayi
Namun, ternyata hasil penelitian melalui survei yang tim peneliti HCC lakukan berbeda daripada prediksi dan kekhawatiran banyak pihak.
Sebab, hasil survei daring yang dilakukan kepada 379 responden ibu menyusui dari 20 provinsi di Indonesia, justru menunjukkan peningkatan angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2020 terjadi sangat tinggi.
Pada kelompok yang bekerja dari rumah (work from home) yaitu sebesar 97,8 persen serta pada kelompok ibu menyususi yang tetap bekerja dari kantor (work from office) sebesar 82,9 persen.
"Angka ini meningkat tajam dibanding angka ASI eksklusif di Indonesia selama beberapa tahun ini yang masih berkisar antara 30-50 persen," kata Ray dalam keterangan pers.
Baca juga: Rahasia Emas ASI, Ilmuwan Ungkap Manfaatnya pada Kekebalan Bayi
Ray mengatakan bahwa penelitian dengan 379 responden tersebut sudah mewakili atau merupakan representatif masyarakat Indonesia, sebab berdasarkan perhitungan harusnya cukup 350 responden saja sudah bisa mewakili ibu menyusui di Indonesia.
Sebagai informasi, penelitian tersebut dilakukan dengan cross-sectional melalui survei kuesioner daring.
"Kuesioner yang kami sebarkan dalam penelitian ini sudah divalidasi oleh 5 pakar kesehatan masyarakat dan pakar laktasi," jelas Ray yang juga sekaligus Founder & Chairman HCC.
Selain itu, penelitian perilaku ibu menyusui, pemberian ASI eksklusif selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia ini juga telah lulus Izin Etik dengan No: 09/12/KEP-FKIKUAJ/2020.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Ini Tahapan Menghentikan ASI saat Bayi 2 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.