Peningkatan RMR yang singkat juga mencerminkan gurita membuat penyesuaian yang cepat pada proses biologisnya agar sesuai dengan tingkat asam yang baru.
Lebih lanjut, adaptasi itu bisa berupa respons terhadap hiperkapnia atau peningkatan CO2 dalam darah dan juga termasuk strategi perilaku dan fisiologis.
Studi yang telah dipublikasikan di Physiological and Biochemical Zoology ini, merupakan yang pertama dilakukan untuk melihat perubahan jangka pendek (satu minggu) dan jangka panjang (lima minggu) sebagai respons terhadap pengasaman laut.
"Kami tahu mahluk ini tangguh dan tampaknya mereka memiliki strategi yang memungkinkan beradaptasi dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia," tambah penulis.
Meski begitu, bukan berarti temuan ini membuat kita tak melakukan apapun dengan krisis iklim yang terjadi saat ini.
Gurita mungkin dapat menyesuaikan diri dengan pengasaman laut dalam jangka pendek, tetapi efek yang bertambah di kemudian hari akan menjadi tantangan fisiologis bagi spesies ini.
Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Gurita dan Kepiting Jadi Buta