Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsenik, Elemen Paling Beracun yang Ada di Beras, Haruskah Khawatir?

Kompas.com - 14/12/2020, 10:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Healthline

Akibat aktivitas manusia, polusi arsenik telah meningkat.

Sumber utama pencemaran arsenik meliputi pestisida dan herbisida tertentu, pengawet kayu, pupuk fosfat, limbah industri, kegiatan penambangan, pembakaran dan peleburan batu bara.

Arsenik sering mengalir ke air tanah, yang sangat tercemar di beberapa bagian dunia.

Dari air tanah, arsenik masuk ke dalam sumur dan persediaan air lainnya yang dapat digunakan untuk irigasi tanaman dan memasak.

Padi sangat rentan terhadap kontaminasi arsenik, karena tiga alasan:

  1. Beras ditanam di lahan yang tergenang air (sawah) yang membutuhkan air irigasi dalam jumlah tinggi. Di banyak daerah, air irigasi terkontaminasi arsenik.
  2. Arsenik dapat menumpuk di tanah sawah, yang bisa memperburuk masalah.Beras menyerap lebih banyak arsenik dari air dan tanah dibandingkan dengan tanaman pangan umum lainnya.

Penggunaan air yang terkontaminasi untuk memasak menjadi perhatian lain, karena butiran beras mudah menyerap arsenik dari air rebusan.

Baca juga: Perbandingan Telur Ayam vs Telur Bebek, dari Nutrisi hingga Manfaat

Dampak kesehatan dari arsenik

Arsenik dosis tinggi sangat beracun, menyebabkan berbagai gejala buruk hingga bahkan kematian.

Arsenik makanan umumnya hadir dalam jumlah rendah, dan tidak menyebabkan gejala langsung keracunan.

Namun, konsumsi arsenik anorganik dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Ini termasuk:

  • Berbagai jenis kanker
  • Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah (penyakit vaskular).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Penyakit jantung
  • Diabetes tipe 2

Selain itu, arsenik beracun bagi sel saraf dan dapat mempengaruhi fungsi otak. Pada anak-anak dan remaja, paparan arsenik telah dikaitkan dengan:

  • Gangguan konsentrasi, pembelajaran, dan memori
  • Mengurangi kecerdasan dan kompetensi sosial

Beberapa dari gangguan ini mungkin terjadi sebelum lahir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan arsenik yang tinggi pada ibu hamil berdampak buruk pada janin, meningkatkan risiko cacat lahir dan menghambat perkembangan janin.

Apakah arsenik dalam beras masalah?

Iya. Tidak diragukan lagi, arsenik dalam beras menjadi masalah.

Hal ini dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi mereka yang mengonsumsi nasi setiap hari dalam jumlah yang cukup banyak.

Kelompok lain yang mungkin makan banyak produk beras termasuk anak-anak dan mereka yang menjalani diet bebas susu atau bebas gluten. Formula bayi berbahan dasar nasi, kerupuk beras, puding, dan susu beras terkadang menjadi porsi besar dari diet ini.

Anak-anak kecil sangat rentan karena ukuran tubuh mereka yang kecil. Oleh karena itu, memberi mereka makan sereal beras setiap hari mungkin bukan ide yang bagus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com