Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Satwa Liar Global Turun 70 Persen dalam Waktu 50 Tahun

Kompas.com - 12/09/2020, 19:31 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Populasi hewan, burung, dan ikan di dunia anjlok lebih dari dua pertiga dalam waktu kurang dari 50 tahun. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas berlebihan yang dilakukan oleh manusia.

Hasil tersebut berdasarkan dari Living Planet Report 2020, publikasi dua tahunan yang melacak populasi satwa liar di seluruh dunia yang merupakan kolaborasi antara WWF International dan Zoological Society of London.

Dalam laporan yang melacak lebih dari 4000 spesies vertebrata tersebut, disebutkan jika peningkatan deforestasi serta ekspansi pertanian adalah pendorong utama dibalik penurunan rata-rata 68 persen populasi antara tahun 1970 hingga 2016.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Hanya Punya Lubang Angin, Bagaimana Burung Kawin?

Perubahan hutan menjadi lahan pertahanian ini tentu sangat merugikan hewan liar yang kehilangan tempat bernaung, yang membuat satwa liar menurun dengan drastis lebih cepat di beberapa tempat.

Tak hanya itu, temuan ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri karena kemungkinan besar akan menimbulkan konsekuensi yang tak terhitung pada kesehatan dan mata pencaharian kita.

Lebih lanjut, seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (12/9/2020) hilangnya habitat alami yang terus-menerus juga akan meningkatkan risiko pandemi di masa depan. Tak lain tak bukan karena keberadaan manusia semakin dekat dengan hewan liar.

"Tahun 2016 kita mendokumentasikan penurunan 60 persen, sekarang menjadi 70 persen. Semuan ini terjadi dalam sekejap mata," ungkap Direktur Jenderal WWF International Marco Lambertini.

Baca juga: Populasi Orangutan Indonesia Kritis, Bagaimana Melindunginya di Alam?

Sebagai gambaran, melansir IFL Science, beberapa populasi yang mengalami penurunan di antaranya adalah gorila dataran rendah. Jumlahnya di alam liar telah turun sekitar 87 persen antara tahun 1994 hingga 2015. Sebagian besar karena perburuan ilegal.

Selain itu juga burung beo di barat daya Ghana, jumlahnya berkurang hingga 99 persen antara 1992 dan 2014, karena perdagangan burung liar dan hilangnya habitat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com