Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Populasi Satwa Liar Global Turun 70 Persen dalam Waktu 50 Tahun

KOMPAS.com - Populasi hewan, burung, dan ikan di dunia anjlok lebih dari dua pertiga dalam waktu kurang dari 50 tahun. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas berlebihan yang dilakukan oleh manusia.

Hasil tersebut berdasarkan dari Living Planet Report 2020, publikasi dua tahunan yang melacak populasi satwa liar di seluruh dunia yang merupakan kolaborasi antara WWF International dan Zoological Society of London.

Dalam laporan yang melacak lebih dari 4000 spesies vertebrata tersebut, disebutkan jika peningkatan deforestasi serta ekspansi pertanian adalah pendorong utama dibalik penurunan rata-rata 68 persen populasi antara tahun 1970 hingga 2016.

Perubahan hutan menjadi lahan pertahanian ini tentu sangat merugikan hewan liar yang kehilangan tempat bernaung, yang membuat satwa liar menurun dengan drastis lebih cepat di beberapa tempat.

Tak hanya itu, temuan ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri karena kemungkinan besar akan menimbulkan konsekuensi yang tak terhitung pada kesehatan dan mata pencaharian kita.

Lebih lanjut, seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (12/9/2020) hilangnya habitat alami yang terus-menerus juga akan meningkatkan risiko pandemi di masa depan. Tak lain tak bukan karena keberadaan manusia semakin dekat dengan hewan liar.

"Tahun 2016 kita mendokumentasikan penurunan 60 persen, sekarang menjadi 70 persen. Semuan ini terjadi dalam sekejap mata," ungkap Direktur Jenderal WWF International Marco Lambertini.

Sebagai gambaran, melansir IFL Science, beberapa populasi yang mengalami penurunan di antaranya adalah gorila dataran rendah. Jumlahnya di alam liar telah turun sekitar 87 persen antara tahun 1994 hingga 2015. Sebagian besar karena perburuan ilegal.

Selain itu juga burung beo di barat daya Ghana, jumlahnya berkurang hingga 99 persen antara 1992 dan 2014, karena perdagangan burung liar dan hilangnya habitat.

Masihkan Ada Harapan?

Meski terlihat seperti jalan buntu, tetapi laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature ini pun menyebut masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan demi menyelamatkan bumi.

Penelitian mengurai jika mengurangi limbah makanan, mendukung pola makan yang lebih sehat dan ramah lingkungan dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Selain itu juga perlu upaya konservasi radikal untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati di masa depan.

"Kita perlu bertindak sekarang, sebab tingkat pemulihan keanekaragaman hayati biasanya jauh lebih lambat dibandingkan dengan hilangnya keanekaragaman hayati itu sendiri," ungkap David Leclere, penulis utama sekaligus peneliti di International Institut of Applied System Analysis.

Menurutnya, penundaaan tindakan akan memungkinkan lebih banyak lagi waktu bagi keanekaragaman hayati untuk pulih.

Adalah kewajiban bagi kita untuk hidup berdampingan dengan kehidupan di planet ini dan kini waktunya untuk mengevaluasi kembali hubungan kita dengan alam.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/12/193100123/populasi-satwa-liar-global-turun-70-persen-dalam-waktu-50-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke