Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2020, 17:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Bulan September, setiap tahunnya, selalu diperingati sebagai Childhood Cancer Awareness Month (Bulan Waspada Kanker Anak).

Tahun 2020 merupakan tahun dimana kita merayakannya dalam situasi pandemi Covid-19. Biasanya, sebelum pandemi, bulan September akan ada banyak sekali acara yang mengajak masyarakat lebih waspada terhadap gejala dan tanda kanker pada anak.

Meski demikian, kita tetap harus mengambil sikap yang positif terhadap keadaan ini.

Satu hal baik yang dapat dipetik adalah, bagi awam maupun tenaga kesehatan yang akan menyelenggarakan seminar terkait kanker anak, kini tak perlu mengeluarkan biaya banyak.

Seminar bisa dilakukan secara daring dengan peserta yang bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Bahkan, peserta juga tidak perlu mengeluarkan biaya seminar, transport, akomodasi, dan konsumsi.

Baca juga: 3 Tips Jaga Kesehatan Pasien Kanker di Tengah Pandemi Corona

Begitu pun bagi penyelenggara, yang tak perlu mempersiapkan berbagai perlengkapan seminar, termasuk gedung dan konsumsi.

Tapi, sekalipun kita berusaha selalu berpikiran positif, tetap saja ada hal negatif yang mau tidak mau harus dihadapi.

Beberapa hal yang sempat saya rekam ketika melaksanakan tugas sehari-hari di rumah sakit, antara lain adalah bahwa sebagai tenaga kesehatan, kita harus sangat waspada agar tidak tertular Covid-19.

Sejak dunia dinyatakan pandemi, sudah lebih kurang 6 pasien kecil saya dicurigai bahkan dinyatakan positif Covid-19. Ada yang bertahan hingga sembuh, namun banyak juga yang akhirnya harus menghadap Sang Pencipta.

Pertanyaannya adalah dari mana mereka tertular? Sementara, saat dikonfirmasi pada orangtuanya, hampir semua menjawab, tidak pernah membawa anaknya kemana-mana, hanya tinggal diam di rumah.

Tidak ada maksud untuk menghakimi, tapi hal realistis yang dapat menerangkannya adalah kemungkinan besar anak-anak ini tertular dari orang-orang yang ada di sekitarnya, termasuk orangtua mereka.

Bersyukur di rumah sakit tempat saya bekerja, baru saja dikeluarkan peraturan baru yang mengharuskan pendamping pasien juga turut di swab secara cuma-cuma.

Diharapkan upaya ini dapat mengurangi kemungkinan anak-anak yang terkena kanker tertular Covid-19.

Baca juga: Memahami Kaitan Mata Merah dengan Gejala Covid-19 pada Anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+