Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2020, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Semua negara di dunia saat ini sedang berusaha keras untuk dapat segera menemukan vaksin Covid-19.

Bagaimana tidak, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, ini sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia, dan membuat perekonomian semua negara anjlok.

Memang tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat mengembangkan vaksin ini.

Ketua Konsorsium Penelitian dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti memperkirakan apabila vaksin virus corona sudah tersedia, harganya akan berkisar Rp 75.000 per orang.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Corona dari Jerman dan AS Tunjukkan Hasil Positif

“Jika harga vaksinnya sekitar USD 5 atau Rp 75.000, maka kita butuh setidaknya Rp 26,4 triliun,” ujarnya dalam telekonferensi pers, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

Pihaknya menjelaskan, perkiraan biaya tersebut dihitung berdasarkan rumus atau formula viro yang akan menghitung berapa orang yang perlu divaksin.

Dengan formula tersebut, dibuat perhitungan bahwa satu orang dapat menularkan virus sampai ke tiga orang. Lalu, dilakukan perhitungan dengan mengalikan dua pertiga jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 juta orang, sehingga didapatkan 176 juta unit vaksin.

“Jika setiap orangnya membutuhkan dua kali vaksin, maka diperlukan 352 juta unit vaksin untuk masyarakat,” imbuhnya. Setidaknya, kata Ali, dibutuhkan waktu selama lebih kurang satu tahun untuk bisa memvaksin semua warga yang membutuhkan.

Hingga saat ini, Indonesia sedang bekerja sama dengan dua negara dalam usaha pencarian vaksin Covid-19 ini.

Ali menjelaskan, vaksin yang dikembangkan BUMN farmasi PT Bio Farma Tbk dan perusahaan bioteknologi asal China Sinovac Biotech, Ltd telah melewati fase uji klinis pertama dan akan memasuki fase kedua pada akhir Juni nanti.

Sementara itu, vaksin yang dikembangkan PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc, sedang dalam proses uji klinis fase pertama di Korea Selatan sejak Juni lalu.

Uji klinis fase kedua rencananya akan digelar di Indonesia pada Agustus mendatang.

Vaksin yang sedang dikembangkan konsorsium nasional ditargetkan akan memasuki fase uji coba pra-klinik (preclinical trial) pada akhir 2020 nanti. Vaksin yang dikembangkannya itu menggunakan platform vaksin protein rekombinan hasil proses cloning.

Preclinical trial akan mulai pada akhir 2020, dan jika (ada) perpanjangan (waktu), mungkin pada awal 2021. Ini akan dilanjutkan oleh beberapa preclinical trial selanjutnya dalam tahun ini atau awal 2021,” jelasnya.

Pihak konsorsium nasional mengembangkan vaksin dengan platform/metode protein rekombinan dengan menggunakan strain Covid-19 asal dari Indonesia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com