Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2020, 13:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Virus corona yang menjadi pandemi dunia saat ini, menurut studi baru, memiliki variasi genetik yang berbeda dibandingkan yang berasal dari China.

Seperti diketahui, virus pertama kali mewabah di China yang kemudian dikenal sebagai Coronavirus Disease (Covid-19), hingga saat ini telah menginfeksi hampir 11 juta orang di seluruh dunia.

Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cell, Kamis (2/7/2020), menunjukkan bahwa mutasi virus corona baru ini lebih menular di antara manusia dibandingkan dengan iterasi sebelumnya.

"Saya pikir data menunjukkan bahwa ada satu mutasi yang benar-benar membuat virus dapat bereplikasi lebih baik dan mungkin memiliki viral load yang tinggi," kata Anthony Fauci, spesialis penyakit menular Amerika Serikat, saat berkomentar di Journal American Medical Association.

Baca juga: Virus Corona, Apa Dampak Covid-19 bagi Otak Manusia?

Para peneliti dari Los Alamos National Laboratory di New Mexico dan Duke University di North Carolina bekerja sama dengan tim peneliti Covid-19 Genome dari University of Sheffield Inggris menganalisis sampel genom yang diterbitkan GISAID.

Mereka menemukan varian virus corona saat ini yang disebut dengan D614G membuat perubahan kecil, tetapi berpotensi mengubah protein spike yang menonjol di permukaan virus.

Seperti diketahui protein spike adalah bagian virus corona yang digunakan untuk menyerang dan menginfeksi sel manusia.

Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Baca juga: Ilmuwan China: Kemampuan Agresif Mutasi Virus Corona Masih Diremehkan

Melansir Science Alert, Jumat (3/7/2020), pertama kalinya, para ilmuwan mengunggah makalah tersebut di situs pracetak medis bioRxiv pada April lalu.

Kendati demikian, makalah itu sempat mendapat kritik karena para ilmuwan tidak membuktikan bahwa mutasi itulah yang bertanggung jawab atas dominasi.

Namun, mereka kemudian melakukan serangkaian percobaan. Tim peneliti ini menganalisis data 999 pasien Covid-19 di Inggris yang dirawat di rumah sakit.

Dalam pengamatan yang dilakukan, pasien-pasien tersebut memiliki lebih banyak partikel virus corona, tetapi tanpa mengubah keparahan penyakit yang diderita pasien itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com