KOMPAS.com- Musim kemarau 2020 yang diperkirakan cenderung lebih basah daripada periode iklim pada tahun-tahun sebelumnya, membuat sejumlah wilayah di Indonesia masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan cuaca ekstrem berupa hujan lebat bahkan disertai angin kencang dan kilat atau petir, bisa terjadi hingga tiga hari ke depan.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs Herizal MSi menyebutkan dalam keterangan tertulisnya, kondisi cuaca ekstrem ini dipicu dari berbagai kondisi atmosfer.
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Wilayah Berikut Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
Pertama, ada intrusi udara kering dari Belahan Bumi Utara (BBU) melintasi wilayah Samudra Pasifik Utara Papua.
"Keadaan ini menyebabkan daerah di depan muka intrusi kondisi udara menjadi lebih lembab," kata Herizal, Kamis (2/7/2020).
Kedua, ada massa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Maluku Utara, dan Maluku.
Baca juga: Intip Dapur BMKG, Begini Cara Membuat Prakiraan Cuaca Wilayah Anda
Begitu juga dengan 17 daerah provinsi yang memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang hingga kuat.
Terdapat daerah tekanan rendah di Samudera Hindia Barat Daya Sumatera serta sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur.
Begitu juga dengan konvergensi atau pertemuan angin yang memanjang dari Sumatera barat hingga Bengkulu, di Laut Timor.
Daerah belokan angin terdapat di Sumatera Bagian Tengah, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Samudra Pasifik Utara Papua.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.