Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus di Sragen, Benarkah Kutu Kucing Bisa Bunuh Manusia?

Kompas.com - 29/05/2020, 14:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang balita asal Sragen, Jawa Tengah, Tsamara Kumaira Maraba meninggal dunia usai jari tangan kanannya membengkak akibat gigitan kutu kucing. Ia juga sempat mengalami demam tinggi dan muntah.

Kasus ini memang menarik perhatian, tapi apakah kutu kucing benar-benar dapat berakibat fatal pada manusia?

Dokter hewan sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitasa Nusa Cendana Kupang, drh. Yeremia Yobelanno Sitompul M.Sc menjelaskan, pada tubuh hewan peliharaan seperti kucing, sering ditemukan ektoparasit.

Baca juga: Studi Terbaru: Kucing Bisa Terinfeksi Covid-19, dan Tularkan ke Kucing Lainnya

Ektoparasit ini ada empat jenis yaitu kutu, tungau, pinjal, dan caplak. Namun, masyarakat umumnya menyebut keempatnya dengan istilah yang sama yakni kutu.

Dia menjelaskan, berdasarkan pengetahuan mengenai hewan, ketika parasit mengigit ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, umumnya menyebabkan alergi.

Lalu bisa juga terjadi infeksi sekunder, di mana luka akibat gigitan menjadi pintu masuk bagi bakteri ke tubuh. Atau parasit itu sendiri ketika mengigit memang sedang membawa bakteri.

"Jadi (kalau parasit tak membawa bakteri) mentok-mentok efeknya gatal-gatal saja kayak digigit nyamuk," katanya kepada Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

Bocah asal Sragen, Jawa Tengah, yang jari tangan kanannya bengkak digigit kutu kucing meninggal dunia, Kamis (28/5/2020).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Bocah asal Sragen, Jawa Tengah, yang jari tangan kanannya bengkak digigit kutu kucing meninggal dunia, Kamis (28/5/2020).

Terkait kasus meninggalnya balita di Sragen, kata Yeremia, jika ingin mendapatkan kepastian penyebabnya maka perlu diketahui apakah benar-benar meninggal karena gigitan kutu kucing. Jika benar, perlu juga untuk memeriksa jenis apa yang mengigit balita tersebut.

Jika memang telah dinyatakan oleh dokter bahwa gigitan kutu dari kucing yang menyebabkan kematian, salah satu jenis kutu yang dapat menyebabkan penyakit zoonosis, penyakit menular dari hewan ke manusia, adalah pinjal Ctenocephalides felis. Parasit yang memang ditemukan pada kucing.

Gigitan parasit ini dapat menyebabkan cat scratch fever/disease, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae pada manusia, dapat tertular melalui gigitan pinjal tersebut.

Baca juga: Viral Kucing Tertib Jaga Jarak di Depan Toko, Ada Alasan Ilmiahnya

Melansir Sehatq, pada manusia bakteri ini bisa berdampak pembengkakan dan kulit kemerahan pada bekas gigitan, demam, lelah, tidak nafsu makan, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Sebagian orang bisa mengalami gejala yang parah, seperti pada balita dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.

“Jadi ya kalau memang gigitan kutu kucing penyebabnya, penyakit zoonosis cat scratch disease ini bisa dipertimbangkan dalam dokter yang berwenang mendiagnosa penyebab kematian balita tersebut,” ujar Yeremia.

Di sisi lain, jika bakteri Bartonella henselae masuk pada tubuh kucing, reaksinya tidak berlebihan. Mayoritas kucing pembawa bakteri bahkan tidak menunjukkan gejala apapun.

"(infeksi bakteri Bartonella henselae) hanya sedikit yang menyebabkan demam pada kucing, itu sangat jarang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com