Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Rumah Sakit Kewalahan Hadapi Corona dan Apa Dampaknya?

Kompas.com - 08/05/2020, 13:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebuah studi dari Italia menceritakan sebuah rumah sakit di Codogno, kota kecil di Italia Selatan, mendesain ulang struktur, departemen dan logistik rumah sakit untuk merespons gelombang pasien positif Covid-19 yang membutuhkan rawat inap hanya dalam delapan hari.

Di sini, respons rumah sakit terhadap bencana akan sangat menentukan jumlah kematian dan kesakitan di komunitas sekitar.

Beberapa mekanisme penanganan bencana yang terkandung dalam HDP di antaranya: mengaktifkan Unit Krisis Rumah Sakit, melakukan perhitungan, rekrutmen dan pelatihan tenaga tambahan.

Juga mengkalkulasikan kapasitas maksimal dengan melihat jumlah ketersediaan tempat tidur, kemampuan mengubah ruangan yang ada menjadi pelayanan kritis dan ruang isolasi, serta ketersediaan ventilator dan alat lain.

Sayangnya, mekanisme tersebut belum diimplementasikan dengan baik oleh rumah sakit di seluruh dunia dan lebih banyak rumah sakit yang merasa tidak siap, terutama untuk memastikan tercukupinya tenaga kesehatan dan pasokan medis di area pelayanan yang esensial.

Semua kondisi di atas membawa konsekuensi pada keselamatan pasien dan keselamatan tenaga kesehatan.

Rekomendasi

Melihat masalah yang kompleks tersebut, saya menyarankan dua hal kepada pemerintah:

Pertama, rumah sakit rujukan Covid-19 sebaiknya hanya melayani pasien Covid-19 saja. Rumah sakit dipilih berbasis wilayah sehingga tidak semua rumah sakit di kabupaten/kota menjadi rumah sakit rujukan.

Dengan strategi ini, pemerintah pusat dan daerah, dalam waktu sangat pendek, dapat menambah jumlah tempat tidur atau ruang perawatan secara signifikan, memfokuskan pemenuhan kekurangan tenaga kesehatan, memberikan pelatihan yang tepat, alat pelindung diri yang lengkap dan terstandar, serta memenuhi kebutuhan sarana prasarana yang lain.

Dengan demikian pengendalian infeksi di tingkat rumah sakit dan pemberian pelayanan yang efektif akan lebih terkontrol pada akhirnya akan meningkatkan keselamatan pasien dan tenaga kesehatan.

Kedua, pemerintah perlu membuat sistem penilaian yang lebih komprehensif terhadap HDP dalam akreditasi rumah sakit Indonesia. Misalnya menjadikan HDP sebagai bab penilaian tersendiri, bukan merupakan bagian kecil dari Manajemen Fasilitas Rumah Sakit.

Hal ini penting karena Indonesia adalah daerah rawan bencana dan HDP harus menjadi bagian dari operasional rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit akan memberikan perhatian yang lebih besar dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mengimplementasikan mitigasi bencana di rumah sakit.

Inge Dhamanti

Lecturer and Researcher in Public Health, Universitas Airlangga

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Mengapa rumah sakit kewalahan hadapi pandemi COVID-19 dan apa dampaknya bagi keselamatan pasien" Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com