Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Rumah Sakit Kewalahan Hadapi Corona dan Apa Dampaknya?

Kompas.com - 08/05/2020, 13:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Inge Dhamanti

SEJAK kasus positif Covid-19 meningkat drastis hampir sebulan terakhir, banyak rumah sakit di daerah kewalahan menangani lonjakan pasien yang terinfeksi virus corona.

Tak hanya di Indonesia, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak rumah sakit di seluruh dunia mengalami kesulitan baik secara manajemen maupun sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan karena jumlah pasien melonjak dalam waktu singkat.

Terlebih Covid-19 merupakan penyakit menular mematikan dengan waktu dari mulainya penyakit sampai dengan menjadi parah terjadi dalam satu minggu. Pasien dapat mengalami kegagalan sistem pernapasan akut dan membutuhkan sarana dan prasarana khusus seperti ICU, ruangan isolasi khusus, oksigen atau ventilator.

Sebuah riset berbasis pemodelan memprediksi, pekan depan rumah sakit di Jakarta dan lima provinsi terbanyak kasus infeksi corona akan makin susut kemampuannya merawat pasien parah akibat Covid-19 yang membutuhkan ruang perawatan intensif (ICU) dan ventilator karena terbatasnya fasilitas tersebut.

Keadaan buruk ini sangat berdampak pada keselamatan pasien, apalagi jika rumah sakit tidak menegakkan secara ketat Rencana Penanggulangan Bencana di rumah sakit (Hospital Disaster Plan, HDP), sebuah mekanisme dan prosedur untuk menghadapi pandemi di layanan rumah sakit.

Dampak minus mitigasi RS terhadap keselamatan pasien

Kondisi bencana Covid-19 membawa dampak pada kualitas dan keamanan dari pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

Ukuran dari dampak tersebut susah untuk diukur akan tetapi dapat dikaji menggunakan dimensi kualitas dari Institute of Medicine (IOM) yakni pelayanan kesehatan yang diberikan harus aman, efektif, berfokus pada pasien, tepat waktu, efisien, dan adil.

Pada kondisi normal, rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks secara desain dan sangat rentan terhadap terjadinya kesalahan.

Sebagai contoh, dengan menggunakan rujukan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO); pada kapasitas normal untuk rumah sakit di negara maju, 1 dari 10 pasien berpeluang mengalami insiden keselamatan pasien, misalnya pasien jatuh, operasi salah sisi, operasi salah pasien, kesalahan pengobatan atau insiden lainnya ketika menjalani perawatan di rumah sakit.

Sedangkan tingkat infeksi nosokomial (infeksi yang dapat terjadi pada pasien selama mereka menjalani perawatan di rumah sakit) terjadi pada 7-10 pasien di antara 100 pasien yang menjalani rawat inap.

Kesalahan atau keterlambatan diagnosis penyakit berkontribusi terhadap kematian yang terjadi di rumah sakit sekitar 10%. Selain itu, kegagalan dalam berkomunikasi di antara tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan berkontribusi 70% terhadap insiden yang menyebabkan pasien meninggal atau menyebabkan pasien mengalami disabilitas.

Pada kondisi pandemi ini, angka-angka tersebut kemungkinan menjadi lebih besar.

Misalnya, keterlambatan diagnosis kasus Covid-19 terjadi karena pasien dan dokter butuh waktu berhari-hari mendapatkan hasil tes swab (PCR). Hal ini menyebabkan pasien tidak mendapatkan perawatan sesuai standar Covid-19 dan mengakibatkan pasien meninggal saat dalam perawatan sebelum terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19.

Untuk mencegah infeksi selama di rumah sakit, protokol pengendalian infeksi Covid-19 dibuat sangat ketat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com