KOMPAS.com – Tingkat polusi di beberapa kota dunia menunjukkan penurunan cukup drastis akibat merebaknya virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Para ilmuwan di New York mengatakan bahwa karbondioksida yang biasa dihasilkan dari kendaraan berkurang hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh industri pun berkurang drastis. Hal ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas ekonomi dan transportasi.
Baca juga: Baru Pulang dari Kota Terjangkit Corona, Haruskah Karantina Mandiri?
Data di New York membuktikan bahwa pengurangan jumlah perjalanan, terutama menggunakan pesawat, memberikan dampak yang sangat signifikan.
Penelitian yang dilakukan di Columbia University menyebutkan emisi karbondioksida yang terutama dihasilkan oleh kendaraan turun sekitar 50 persen dalam beberapa hari saja.
Baca juga: Panic Buying karena Corona Berkaitan dengan Fungsi Otak, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Para ilmuwan juga mencatat terdapat penurunan tingkat karbondioksida sebanyak 5-10 persen, serta penurunan jumlah metana dalam udara.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh situs iklim Carbon Brief menyebutkan bahwa terdapat penurunan penggunaan energi dan emisi di China sebanyak 25 persen.
China dan Italia bagian utara juga tercatat memiliki penurunan signifikan pada zat nitrogen dioksida, yang dihasilkan oleh perjalanan mobil dan industri. Dua gas ini merupakan polutan kuat serta zat yang sangat berbahaya dalam hal pemanasan global.
Baca juga: Dampak Pandemi Virus Corona pada Lingkungan, Polusi Udara Global Turun
Dengan tidak adanya perjalanan udara dan mayoritas penduduk yang kerja dari rumah, penelitian ini relevan untuk diterapkan pada kota-kota lainnya di seluruh dunia.
“Hal ini tergantung pada lamanya pandemi berlangsung, dan berapa lama perekonomian ditiadakan. Tapi sepertinya ini hal yang cukup signifikan terkait emisi global tahun ini,” tutur Prof Corinne Le Quere dari University of East Anglia, seperti dikutip dari BBC, Kamis (19/3/2020).
Baca juga: Polusi Udara Lebih Mengancam Dunia Dibanding Corona, Ini Alasannya
Jika hal ini terus berlangsung selama tiga atau empat bulan mendatang, para ilmuwan yakin dampaknya akan cukup besar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.