Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Semut Charlie Alias Tomcat, Inilah 7 Serangga Paling Berbahaya

Kompas.com - 26/06/2019, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Viralnya semut Charlie alias tomcat menyadarkan kita bahwa beberapa serangga berbahaya dan patut dihindari.

Selain tomcat, adakah serangga lain yang membahayakan diri?

Menjawab pertanyaan itu, berikut 10 serangga paling mematikan di dunia dilansir dari The Mysterious World. Berikut ulasannya:

Baca juga: Secara Taksonomi Semut Charlie Alias Tomcat Bukan Semut, tapi...

1. Nyamuk

Ilustrasi nyamukTacioPhilip Ilustrasi nyamuk
Nyamuk adalah spesies serangga paling berbahaya di Bumi, setidaknya membunuh sekitar satu juta manusia setiap tahun lewat penularan penyakit malaria atau DBD.

Nyamuk Anopheles membawa kuman malaria dari satu tempat ke tempat lain, dan mereka menularkan virus tersebut ke dalam darah manusia lewat gigitannya.

WHO memperkirakan, setiap 30 detik seorang anak meninggal karena malaria dan 500 juta kasus malaria dilaporkan setiap tahun.

Sementara itu, nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah.

Aedes aegypti memiliki tubuh berwarna hitam dengan belang-belang putih di sekujur tubuh nyamuk. Sementara nyamuk Anopheles memiliki tubuh kecil dan pendek, sayap simetris, dan umumnya memiliki kaki lebih panjang dan besar.

2. Semut pengemudi

Ilustrasi Dorylus alias semut pengemudi. Gajah yang melihat koloni ini bisa lari ketakutan. Ilustrasi Dorylus alias semut pengemudi. Gajah yang melihat koloni ini bisa lari ketakutan.
Semut pengemudi umumnya ditemukan di Afrika, dan hewan ini lebih dikenal dengan nama Dorylus.

Dalam satu koloni, jumlah semut pasukan bisa mencapai 22 juta. Dan jangan dianggap remeh, sebab mereka bisa memakan membunuh dan memakan apapun yang menghalangi perjalanan.

Karena pasukan semut pengemudi berjumlah puluhan juta, tak heran bila binatang berukuran besar seperti gajah akan lari bila melihat mereka.

Semut pengemudi bisa membuat luka pada hewan dan manusia menggunakan mandibula kuat yang dimilikinya.

3. Lebah pembunuh

Ilustrasi lebah pembunuh atau lebah madu Afrika. Ilustrasi lebah pembunuh atau lebah madu Afrika.
Lebah pembunuh juga dikenal dengan nama lebah madu Afrika. Hewan ini merupakan salah satu serangga paling agresif dan mendominasi dunia.

Kelompok lebah pembunuh dapat mengikuti korbannya lebih dari 1 mil atau lebih dari 1.609 meter. Mereka menyerang dalam kelompok dan membuat sengatan berulang.

Lebah pembunuh biasanya menargetkan wajah dan mata manusia. Meski racunya tidak berbahaya, tapi serangan kelompok lebah pembunuh bisa menyebabkan kematian.

Dalam satu koloni berisi lebih dari 80.000 ekor lebah. Begitu lebah merasa terganggu, mereka akan siaga selama 24 jam dan menyerang hewan atau manusia yang bisa dijangkau.

4. Lalat Tsetse

Ilustrasi lalat Tsetse Ilustrasi lalat Tsetse
Lalat Tsetse merupakan serangga penggigit paling mematikan di Afrika. Mereka sanggup memakan darah vertebrata.

Serangga yang sangat berbahaya menyuntikkan racun potensial pada setiap tali.

Diperkirakan sekitar setengah juta orang kehilangan nyawanya karena serangan lalat tsetse di Afrika. Pada tahap primer, racun lalat tsetse akan membuat penyakit tidur pada korban. Namun, hal ini dapat menyebabkan kematian tanpa perawatan yang tepat.

6. Hornet Jepang raksasa

Ilustrasi hornet Jepang raksasa Ilustrasi hornet Jepang raksasa

Hornet Jepang raksasa merupakan spesies hornet terbesar di dunia. Mereka bisa tumbuh sampai 2 inci.

Setiap tahun ada sekitar 40 kematian yang disebabkan sengatan serangga ini.

Racun hornet Jepang dapat memicu reaksi alergi dalam waktu singkat dan sengatan berulang bisa mengakibatkan kematian.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Semut Charlie Alias Tomcat?

7. Semut api

Semu api yang mematikan (Foto: Ilustrasi)Imgur/Pinterest Semu api yang mematikan (Foto: Ilustrasi)

Ada 285 spesies semut api yang berbeda di dunia. Ketika merasa terganggu, mereka akan menyengat si penyusup berulang kali.

Sengatan semut api juga sangat menyakitkan. Pustula putih yang disebabkan oleh sengatan semut api bertahan selama berminggu-minggu. Racun mereka juga akan menyebabkan beberapa masalah kulit.

Semut api biasanya menyerang dalam kelompok yang berisi sepuluh hingga ratusan semut. Racun semut api juga menyebabkan reaksi alergi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com