Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berisiko Kanker Hati, Pasien Hepatitis Harus Jalani Pemeriksaan Rutin

KOMPAS.com - Ahli mengingatkan pasien dengan hepatitis, untuk mewaspadai risiko tinggi kanker hati.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi Dr dr Irsan Hasan SpPD-KGEH FINASIM mengatakan, pasien dengan riwayat infeksi hepatitis perlu melakukan pemeriksaan secara rutin, karena memiliki risiko tinggi kanker hati.

Dalam Instagram Live oleh Cancer Information Support Center (CISC), Irsan menekankan pemeriksaan rutin harus dilakukan pasien hepatitis untuk mendeteksi risiko kanker hati.

"Pasien dengan riwayat hepatitis B dan C memiliki risiko kanker hati lebih tinggi," kata Irsan dalam diskusi bertajuk Semangatku, Semangatmu Mengalahkan Kanker Hati, Sabtu (17/10/2020).

Dari 100 pasien kanker hati, 60 di antaranya mengalami penyakit itu karena efek dari infeksi virus hepatitis, dan 40 lainnya karena fatty liver, serta penyebab lainnya.

Sementara itu, dari 60 pasien kanker hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis, mayoritas atau sekitar 60-79 persen adalah hepatitis B dan sisanya sekitar 30-40 persen hepatitis C.

Oleh karena itu, kata dia, sangat penting bagi pasien hepatitis, khususnya hepatitis B dan C untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali, untuk dapat memantau perkembangan penyakit hepatitisnya dan mendeteksi risiko kanker hati sejak dini.

"Penanganan kanker hati yang dilakukan dengan optimal sejak stadium dini dapat meningkatkan harapan hidup secara bermakna," jelasnya.

Selain itu, berbagai pilihan terapi, termasuk terapi target dan imunoterapi telah berkembang di dunia dan beberapa di antaranya telah tersedia di Indonesia untuk dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker hati.

Senada dengan Irsan, ketua CISC Aryanthi Baramuli Putri menyebutkan bahwa memang benar kunci utama keberhasilan penanganan kanker hati adalah ditemukannya kanker lebih awal.

"Kami melihat peringatan Bulan Peduli Kanker Hati ini merupakan momentum yang tepat, untuk melakukan edukasi masyarakat mengenai gejala, faktor risiko, serta deteksi dini kanker hati sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penanganan kanker hati yang lebih baik," kata Aryanthi.


Hal lainnya yang juga menjadi perhatian adalah kondisi di masa pandemi Covid-19 yang entah kapan berakhir.

Ia menuturkan, para pasien kanker yang merupakan kelompok berisiko tinggi terpapar Covid-19, memiliki kekhawatiran terkait kelangsungan pengobatan mereka.

Sehingga, CISC berharap pasien, keluarga pasien dan penyintas  kanker mampu memahami pentingnya komunikasi dan diskusi terbuka dengan dokter, terkait deteksi dini dan penanganan kanker hati yang optimal, untuk memastikan peningkatan harapan hidup dan kualitas hidup yang baik.

Sebagai informasi, dalam laporan Global Cancer Incidence, Mortality and Prevalence (Globocan) 2018 menunjukkan kanker hati secara keseluruhan memiliki angka insidensi sebesar 18.468 kasus di Indonesia.

itu berarti, kanker hati ini menjadi penyebab kematian ke-empat dengan angka prevalensi 5 tahun yang rendah sebesar 14.383 kasus.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/28/130500923/berisiko-kanker-hati-pasien-hepatitis-harus-jalani-pemeriksaan-rutin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke