Demikianlah makna yang dapat ditangkap, kenapa para guru, ulama, kiai dan habaib selalu mengingatkan umat untuk memperbanyak niat baik.
Niat berada di urutan pertama pada setiap rukun dalam ibadah. Ibadah mahdah maupun ghairu mahdah. Tanpa niat, semua ibadah tidak terpenuhi syarat sahnya.
Di bulan Ramadhan, semua jenis ibadah bertambah frekuensinya. Dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dari buka puasa menuju qiyamul lail.
Semua ragam ibadah ini sambung menyambung, berantai, tiada putus. Dari satu niat baik ke niat baik lain. Niat diikrarkan di hati dan dilafalkan di lisan. Dimulai di ujung satu ibadah menuju ibadah berikutnya.
Niat untuk shalat tarawih sudah dilakukan ketika berakhir ibadah ifthor. Niat shalat tahajud dilafalkan sejak berakhirnya shalat tarawih dan witir.
Begitu hingga akhir Ramadhan. Di akhir bulan, berniat berpuasa untuk Ramadhan tahun-tahun berikut.
Rantai kebaikan tidak saja terjadi pada domain spritual dan perilaku, tapi juga berkonsekuensi pada kesehatan fisik.
Secara gradual, semua organ akan mengalami rejuvenasi atau peremajaan. Tahapan ini dialami oleh semua organ tubuh yang melakukan fungsi regenerasi.
Ancaman penyakit degenerarif bisa dihindari dengan mengistirahatkan semua organ, sel, dan partikel dalam tubuh yang selama sebelas bulan bekerja siang malam.
Akhirulkalam. Walhasil, puasa Ramadhan adalah desain Tuhan yang diperuntukkan bagi orang-orang beriman.
Ibadah ini akan memberikan jeda untuk taubat, muhasabah, dan menguatkan tawakal kepada Allah.
Agar rohani kembali siap mengarungi samudera kehidupan, maka fisik harus diistirahatkan, pasca 11 bulan tiada henti bekerja. Badan sehat dan rohani yang kuat, dapat diperoleh lewat Ramadhan, bulan istimewa, yang dilandasi keimanan dan ketulusan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.