Apabila pemimpin memandang jabatan sebagai alat (tools) boleh jadi ia dapat menggunakan jabatannya sebagai sarana untuk mengabdi pada kemaslahatan publik penuh tanggung jawab.
Sebaliknya bila jabatan dijadikan tujuan (goals), itu akan semakin menjauh dari amanah. Gampangnya begini, bila pemimpin (pejabat) getol korupsi, nepotisme, suka ribut dan bertikai, itulah tipikal pemburu jabatan. Mustahil menemukan takaran amanah.
Sekitar 30-40 tahun silam, ada satir memilukan tentang pemimpin pemburu jabatan. Sebelum mendapatkan jabatan selalu mengingat-ingat doa “ayat kursi”, tetapi begitu sudah mendapatkan “kursi”, “ayat”-nya pun dilupakan.
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR Bukhori).
Makanya di akhir ayat kontrak politik amanah di atas, Allah menegaskan: “Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (QS Al-Ahzab: 72). Kira-kira apa komentar langit, bumi, dan gunung, ya? (Dr M Subhan SD | Direktur PolEtik Strategic)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.