Strategi MRT Jakarta Cegah Banjir di Area Stasiun, Termasuk yang Bawah Tanah

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, PT MRT Jakarta (Perseroda) telah mempersiapkan strategi mitigasi banjir di area-area stasiun.

Upaya pencegahan itu mulai dari pembersihan manhole dan gorong-gorong secara berkala, modifikasi saluran air di sekitar stasiun, siaga tenaga kebersihan di area pedestrian, hingga penyediaan flood gate di setiap pintu masuk stasiun bawah tanah.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi menjelaskan, desain pintu masuk stasiun bawah tanah MRT Jakarta lebih tinggi dari permukaan jalan.

Elevasi pintu masuk tersebut sudah mempertimbangkan aspek ketahanan dengan kajian hidrologi periode banjir 200 tahunan.

Baca juga: MRT Jakarta Resmi Ditetapkan Jadi Obyek Vital Nasional, Ini Maksudnya

"Kajian tersebut juga sudah memasukkan skenario banjir terburuk seperti rusaknya drainase stasiun dan ketinggian dengan probabilitas 200 tahunan," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip dari laman MRT Jakarta, Selasa (28/02/2023).

Pengendalian banjir di area entrance stasiun juga dinilai telah disiapkan dengan baik, seperti penyediaan flood barrier di setiap pintu masuk stasiun, simulasi banjir secara berkala, penyediaan pompa submersible.

"Bahkan, kami juga membuat sumur resapan. Tentu saja koordinasi berkala dengan Dinas Bina Marga dan Dinas Sumber Daya Air serta Damkar terus kami perkuat," tandasnya.

Baca juga: MRT Fase 3, Booster buat Properti Koridor Timur-Barat Jakarta Naik Kelas

Terkait flood gate, lanjut Effendi, ini merupakan benteng terakhir pencegah air masuk ke stasiun.

Dengan tinggi sekitar 70 cm, penahan air tersebut disiapkan untuk banjir setinggi 1,5 meter yang melanda area sekitar stasiun.

Sejumlah sensor air juga dipasang di Kali Krukut dan terhubungkan dengan Pusat Kendali Operasi (operation control center).

"Oleh karena itu, kami optimistis bahwa MRT Jakarta telah kami siapkan dengan berbagai skenario kejadian bencana banjir," pungkasnya.