Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kota Futuristik Dunia, Adakah IKN Nusantara?

Kompas.com - 06/08/2022, 10:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Dezeen

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, proyek ambisius Pemerintah Arab Saudi, The Mirror Line, tengah menjadi perbincangan hangat dunia.

Tak main-main, pembangunannya membutuhkan "fulus" senilai 1 triliun dollar AS atau setara Rp 14.969 triliun dan digadang-gadang akan menandingi The Great Walls atau Tembok Raksasa China.

Asal tahu saja, The Mirror Line merupakan proyek pembangunan dua gedung pencakar langit setinggi 487 meter. 

Uniknya, dua bangunan ini akan dibuat paralel dengan panjang mencapai 120,7 kilometer atau hampir sama dengan jarak dari Jakarta ke Subang, Jawa Barat.

Baca juga: Tembok Raksasa Arab Saudi Butuh Fulus Rp 14.969 Triliun

Lokasi pembangunan pencakar langit kategori supertall ini rencananya berada di kota pintar dan modern milik Arab Saudi, Neom.

Proyek itu merupakan tindaklanjut dari pengumuman Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, tentang rencana untuk menciptakan komunitas kota yang linier.

Dikutip dari The Wall Street Journal, bila proyek ini terwujud, mampu menampung hingga 5 juta orang.

Tidak hanya The Mirror Line, tapi masih ada sembilan sembilan proyek ambisus berupa kota futuristik yang akan dibangun dalam beberapa dekade mendatang.

Berikut ini daftarnya:

1. Telosa, Amerika Serikat (AS)

Arsitek Denmark Bjarke Ingels dan studionya BIG sedang merencanakan induk desain Telosa di AS.

Sama halnya The Mirror Line, kota untuk lima juta orang ini bakal akan dibangun dari awal di sebuah situs yang belum diungkapkan di gurun negara adidaya tersebut.

Proyek ini merupakan ide dari pengusaha miliarder Marc Lore yang berharap akan menjadi "kota paling berkelanjutan di dunia".

Bagian dari visi Lore adalah, tanah akan dimiliki oleh masyarakat yang berarti meningkatkan nilai dapat mendanai pembangunan kota dengan kesejahteraan penduduk sebagai prioritas.

Baca juga: 6 Proyek Ambisius yang Dibangun Arab Saudi, Apa Saja?

2. BiodiverCity, Malaysia

Negeri jiran Indonesia, Malaysia, juga merencanakan proyek BiodiverCity atau pengembangan tiga pulau buatan seluas 1.821 hektar.

Dikutip dari Dezeen, proyek ini dibangun di lepas pantai Pulau Penang untuk pemerintah negara bagian.

Nantinya, pulau-pulau yang mirip bunga lili ini diharapkan dapat menampung 15.000 penduduk-18.000 penduduk.

Kemudian, mereka akan dihubungkan oleh jaringan transportasi otonom tanpa mobil.

Sebagian besar gedung yang ada di pulau tersebut bakal dibangun menggunakan kombinasi bambu, kayu, dan beton yang dihasilkan dari bahan daur ulang.

Lalu, juga dilengkapi dengan penyangga ekologis yang ditempatkan di setiap kabupaten dalam mendukung keanekaragaman hayati.

3. Ibu kota Administratif Baru, Mesir

Tak hanya Indonesia yang merencanakan pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur (Kaltim), Mesir pun demikian.

Ibu kota administratif baru Mesir ini bakal berlokasi sekitar 45 kilometer dari wilayah timur Kairo dan dirancang oleh perusahaan arsitektur asal AS, Skidmore, Owings, Merill atau SOM.

Alasan pemindahan ibu kota administratif Mesir ini adalah untuk mengurangi kemacetan di Kairo yang kini semakin berkembang pesat.

4. Amaravati, India

Terletak di tepi Sungai Krishna, Amaravati akan bertindak sebagai ibu kota baru negara bagian Andhra Pradesh di India.

Baca juga: Nasib Neom, Proyek Ambisius Pangeran Arab Saudi di Tengah Pandemi

Kelak, gedung pemerintahan akan didesain layaknya seperti "ditumbuhi jarum" dan lebih dari 60 persen distrik pusatnya ditempati oleh tanaman hijau atau air.

Menurut salah seorang aristek yang tak disebutkan namanya dari Foster + Partners, desain kota tersebut akan dibuat berkelanjutan, dan menggabungkan teknologi baru yang saat ini dikembangkan di India.

5. Smart Forest City, Meksiko

Aristek asal Italia Stefano Boeri melalui firmanya Stefano Boeri Architetti saat ini sedang mengerjakan rencana kota pintar berhutan, dekat Cancun, Meksiko.

Proyek seluas 557 hektar ini bakal menampung sekitar 7,5 juta tanaman dan pohon penyerap karbon.

Selain dipenuhi banyak tanaman, Smart Forest City di Meksiko dirancang untuk menampung 130.000 orang di rumah-rumah yang terjangkau dan tertutup tanaman.

Tujuannya sebagai pelopor cara hidup kota yang lebih berkelanjutan.

6. The Orbit, Kanada

The Orbit adalah kota pintar terencana lainnya yang didesain oleh biro arsitektur asal Kanada, Partisans.

Ini merupakan proyek yang mengubah kota pertanian Kanada melalui penggunaan serat optik, drone, dan kendaraan otonom secara ekstensif, dengan keputusan pengembangan berdasarkan data besar.

Partisan sebagai biro arsitektur The Orbit menggambarkan desainnya sebagai versi modern dari gerakan kota taman yang muncul di Inggris pada awal abad ke-20.

Proyek ini bertujuan dalam menyeimbangkan teknologi baru dengan pengaturan agraris yang ada sambil menumbuhkan kota dari 30.000 penduduk menjadi 150.000 penduduk.

7. Kota Terapung Maladewa, Maladewa

Naiknya permukaan laut karena perubahan iklim menyebabkan sebagian besar wilayah Maladewa diperkirakan tidak dapat dihuni pada tahun 2050.

Baca juga: Tembok Raksasa Arab Saudi Butuh Fulus Rp 14.969 Triliun

Menindaklanjuti hal itu, pemerintah setempat bermitra dengan Waterstudio untuk merancang kota terapung yang akan menampung 20.000 orang di laguna dekat ibu kotanya pada tahun 2024.

Diklaim sebagai "Kota Pulau Terapung Pertama di Dunia" ini akan menghadirkan 5.000 rumah terapung bertingkat rendah dan dibangun di atas serangkaian struktur heksagonal yang menjulang bersama laut.

8. Chengdu Future City, China

Perusahaan arsitektur asal Belanda, OMA, telah menyelesaikan masterplan kota bebas mobil di provinsi Sichuan, China bertajuk Chengdu Future City.

Kota ini akan berfokus pada topografi bergulir tanah, dengan enam zona berbeda yang dirancang untuk menyatu dengan lanskap sekitarnya.

Semua bangunan di setiap zona bakal bisa diakses dengan berjalan kaki dalam waktu 10 menit.

9. Innovation Park, AS

Tokoh mata uang kripto, Jeffrey Berns, berencana mengembangkan bagian gurun Nevada menjadi kota pintar yang didukung oleh perusahaan yang dikembangkannya, Blockchain.

Dengan bantuan studio arsitektur Ehrlich Yanai Rhee Chaney Architects dan Tom Wiscombe Architecture, dia bermaksud mengubah lahan seluas 27.113 hektar menjadi komunitas bagi pecinta krito.

Sehingga, melalui proyek Innovation Park ini, orang dapat menyimpan, memilih, dan menyimpan data tanpa keterlibatan dari pemerintah atau pihak ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com