Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Banyak Bangunan Peninggalan Belanda Masih Kokoh Berdiri?

Kompas.com - 02/08/2022, 14:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri, misalnya Stasiun Tanjung Priok di Jakarta Utara.

Meski sudah mendapatkan renovasi, tetapi bentuk bangunan dan struktur utamanya tetap dipertahankan karena tidak rusak.

Anggota Dewan Pertimbangan yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta menjelaskan, bangunan peninggalan Belanda nampak lebih kuat karena dibangun dengan metode konservatif.

Baca juga: Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Bangunan Cagar Budaya Berumur 100 Tahun

Metode ini diterapkan khususnya ketika membangun gedung monumental dengan ukuran besar.

"Zaman dulu kita membangun dengan cara lebih konservatif. Dalam arti, keamanan struktur bangunan lebih tinggi," jelas Davy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/8/2022).

Hal ini disebabkan karena pelaksana proyek belum mampu memprediksi dengan cermat atau ilmiah terkait struktur bangunan.

Kelemahannya, metode konservatif ini lebih boros biaya. Tetapi metode ini akan menghasilkan gedung dengan keandalan lebih tinggi.

Pos Bloc di Pasar Baru, Jakarta PusatKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Pos Bloc di Pasar Baru, Jakarta Pusat
"Jadi usia bangunan itu tidak hanya 50 tahun. Di Jakarta ada yang sudah ratusan tahun, bahkan di Eropa ada yang ribuan tahun," tambah Davy.

Tak hanya itu, material konstruksi pada zaman dulu juga lebih terkendali dan terjaga kualitasnya.

Sementara saat ini, mengingat kebutuhan akan bahan bangunan semakin besar, tak sedikit produsen menjadi lebih sembarangan.

Baca juga: Sejarah Benteng Pendem Ngawi, Bukti Keinginan Belanda Kuasai Indonesia secara Utuh

Di sisi lain, ketebalan dinding bangunan modern kurang lebih hanya 15 sentimeter. Padahal dinding bangunan peninggalan Belanda bisa mencapai 80-100 sentimeter.

Lanjut Davy, dahulu dinding berfungsi sebagai struktur utama. Sedangkan saat ini, ada kerangka struktur yang umumnya berupa konstruksi beton, sehingga dinding hanya sebagai kulit atau penyekat ruang.

Agar dapat memenuhi pengerjaan konstruksi beton dengan baik, Davy mengatakan pekerja bangunan harus memiliki pemahaman, keahlian dan terlatih.

"Saat ini kondisinya belum seperti itu. Masih banyak tukang tidak terlatih ikut bekerja," tutup Davy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com