JOMBANG, KOMPAS.com - Jembatan Gantung Mbah Buto di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berikan sejumlah manfaat nyata untuk masyarakat.
Ketua RT 01 Desa Penggaron Setyawati mengaku, adanya jembatan gantung ini masyarakat yang hendak pergi ke pasar cukup memakan waktu 10 menit perjalanan.
Padahal sebelumnya, masyarakat dari RT 01 harus mengambil jalan lain sejauh dua kilometer selama 30 menit perjalanan atau bahkan menyeberangi sungai yang tentu berbahaya.
Kehadiran Jembatan Gantung Mbah Buto yang menghubungkan Desa Penggaron dan Desa Arimbi tersebut juga memudahkan pelajar untuk pergi ke sekolah.
"Manfaat untuk warga saya bisa menunjang kegiatan masyarakat dari segi pendidikan juga ekonomi, hingga beragama. Alhamdulillah masyarakat bisa komunikasi lebih dekat," papar Setyawati saat meninjau lokasi, Rabu (27/7/2022).
Baca juga: Jembatan Kaca Seruni Point Kuat Tampung 100 Orang
Pada akhir pekan banyak anak muda dan masyarakat menghabiskan waktu di sekitar Jembatan Gantung Mbah Buto yang membentang di atas Sungai Seloemboeng.
Menurut pantauan Kompas.com, hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan sekitar jembatan dan sungai terasa nyaman, bersih dan masih asri.
"Ini memang hanya untuk roda dua. Tapi dalam keadaan darurat, ambulansi bisa melintas. Lebar jembatan 1,8 meter, jadi cukup," katanya pada kesempatan yang sama.
Untuk diketahui, Jembatan Gantung Mbah Buto merupakan bagian dari pekerjaan pembangunan tiga unit jembatan gantung pada 2020-2021. Dua jembatan lain ada di Trenggalek dan Lumajang.
Baca juga: Proyek Jembatan Kaca Pertama Indonesia Wajib Junjung Adat Suku Tengger
Anggaran proyek tiga jembatan tersebut adalah Rp 17 miliar dengan kontrak multiyears. Sedangkan untuk Jembatan Gantung Mbah Buto menghabiskan dana Rp 2,8 miliar.
Jembatan sepanjang 60 meter ini memiliki konstruksi berupa rangka baja simetris yang dilengkapi struktur fondasi strauss pile diameter 40 sentimeter dengan mengandalkan sling hanger sebagai perkuatan lantainya.
"Padat karyanya sekitar 6 orang per hari dikali dua bulan. Jembatan ini diperkirakan umurnya bisa sampai 50 tahun dengan catatan tetap dipelihara," tambah David.
Adapun nama Mbah Buto sendiri diambil dari salah satu patung di Candi Arimbi di Desa Pulosari yang tidak jauh dari lokasi jembatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.