Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Ada Kursi Kosong Selama Mudik Gratis Tahun Depan, Ini Solusinya

Kompas.com - 11/05/2022, 14:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program mudik gratis menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh sebagian masyarakat.

Seiring dengan diperbolehkannya agenda mudik dilaksanakan tahun ini, berbagai pihak turut memberikan fasilitas mudik gratis.

Namun, dalam pelaksanaannya, mudik gratis belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan, pada beberapa moda, terdapat sejumlah kursi kosong.

Sebaliknya, masyarakat lebih memilih menggunakan mobil pribadi. Akibatnya, kemacetan pun tak dapat dihindari.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (10/5/2022), saat menutup kegiatan Posko Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2022 di Kantor Kemenhub, Jakarta.

Baca juga: Ini Sejumlah PR Terkait Keamanan Pemudik ke Sumatera Tahun Depan

Tercatat, kuantitas kendaraan yang melintas di jalan tol yang keluar Jabodetabek pada Lebaran 2022 mengalami peningkatan sebanyak 1,7 persen dibandingkan dengan Lebaran 2019.

Sedangkan, jumlah yang masuk Jabodetabek mengalami peningkatan sebanyak 11.8 persen dibandingkan dengan Lebaran 2019.

“Riset kami bahwa kendaraan pribadi mendominasi sekitar 47 persen dari total pergerakan memang terbukti dan pergerakannya ada di waktu-waktu tertentu. Jadi ini harus dikelola dengan baik,” ujar Budi Karya Sumadi seperti dikutip dari situs resmi Kemenhub.

Menanggapi fenomena tersebut, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menyarankan beberapa hal agar tak ada kursi kosong selama mudik Lebaran gratis diadakan.

Rekomendasi ini mungkin bisa menjadi salah satu hal yang bisa dilakukan pada kesempatan mudik tahun depan.

"Untuk menghindari kursi kosong mudik gratis, diperlukan koordinasi antar pengelola mudik gratis," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selada (11/5/2022).

Misalnya, pendaftaran mudik gratis dengan satu jaringan dan melakukan pemberangkatan dari terminal yang bisa sekaligus dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat.

Menurut Djoko, cakupan program mudik gratis juga perlu diperbanyak dan diperluas, tidak hanya di Pulau Jawa saja, melainkan hingga ke Sumatera dan lainnya.

Di sisi lain, menambah kapasitas jalan di Jawa tidak mungkin dilakukan terus menerus karena keterbatasan lahan juga keterbatasan anggaran.

Untuk mengurai kepadatan saat puncak arus mudik dan balik, dapat dilakukan dengan memperpanjang masa libur sekolah dan kuliah, menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home.

Namun, rest area masih menjadi momok kemacetan lalu lintas (lalin) pada masa arus mudik dan balik Lebaran.

Baca juga: Punahnya Angkutan Lokal Jadi Salah Satu Penyebab Kemacetan Selama Mudik

Antrean kendaraan di pintu masuk dan keluar rest area turut memberikan dampak terhadap arus lalin di jalur sekitarnya.

“Pemisahan zona parkir dan zona aktivitas perlu dilakukan, supaya arus kendaraan di dalam rest area lebih lancar,” ungkap Djoko.

Terlebih, kedisiplinan dan ketaatan pemudik terhadap aturan lalin masih dinilai rendah. Menurut Djoko, hal itu tergambar dengan jelas di sepanjang jalan tol maupun arteri.

“Masih ada pengendara yang didorong faktor kelelahan menggunakan bahu jalan untuk beristirahat, mobil barang (jenis pick up) digunakan untuk mengangkut orang dan sepeda motor dinaiki lebih dari dua orang,” tambah Djoko.

Bahkan, diketahui terdapat pengemudi yang viral di media sosial karena melintas media jalan tanpa sepengetahuan petugas saat jalur one way diberlakukan.

Sangat disayangkan, masih tidak ada penindakan dari aparat hukum terkait pelanggaran yang digunakan oleh pengguna jalan karena konsentrasi petugas ada pada kelancaran arus lalin.

Apalagi, fenomena pelanggaran lalin tersebut sangat mengancam keselamatan dan dapat membahayakan pengguna jalan lain.

“Kampanye keselamatan berlalu lintas, khususnya saat musim mudik, harus intensif lagi,” Djoko kembali menekankan.

Kendati demikian, upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalin, seperti di jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, one way dan contraflow dirasa sudah maksimal.

Menurutnya, kemacetan di saat mudik dan balik Lebaran adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun yang terpenting, kemacetan tersebut dapat dikendalikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com