Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Kaltim Harap IKN Dibangun dengan Konsep Adaptif

Kompas.com - 11/09/2021, 12:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi(Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) berharap proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN ) nanti bisa menerapkan konsep yang adaptif dengan budaya dan lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dareah (Sekda) Pemprov Kaltim Muhammad Sabani dalam sambutannya dalam acara pembukaan Musyawarah IAI Provinsi Kaltim sekaligus pelaksanaan Webinar “Ibu Kota Negara, Suatu Perancagan Urban dan Arsitektur”, Sabtu (11/9/2021). 

“Dalam pembangunan IKN nanti kami berharap ada corak arsitektur adaptif yang dapat menggali kearifan lokal,” jelasnya.

Baca juga: Pembangunan IKN Butuh Waktu 15-20 Tahun

Namun Muhammad mengingatkan bahwa corak arsitektur yang dibuat nanti tidak hanya terpaku pada satu desain saja karena Kaltim memiliki budaya yang ada sangat beragam.

“Semua motif-motif yang dirancang, diharapkan bisa langsung dikenali sebagai corak khas dari Kaltim. Sehingga bisa dibedakan dengan corak dari daerah lainnya,” papar Muhammad.

Dalam pelaksanaan pembangunan, Sekda juga berharap agar seluruh konstruksi gedung yang bisa beradaptasi dengan kondisi lingkugan setempat terutama soal air.

Selama ini, dalam proses pembangunan di sini kurang berdaptqasi dengan air. Kebanyakan gedung yang dibangun hanya menambah genganan air atau memindahkan genangan tersebut ke tempat lain.

"Ini juga bisa mengurangi daerah tangkapan air,” cetus Muhamamd.

Karena itu, desain bangunan bisa dirancang dengan cermat agar bisa menambah kapasitas air di area konstriksi dan tidak memindahkan genangan ke tempat lain.

“Ketika pembangunan ini berlangsung semoga tidak ada lagi penambahan kawasan banjir baru di Kaltim,” tegas Muhammad.

Ia mencontohkan saat ini Pemprov Kaltim melalui Dinas PUPR setempat tengah merencanakan pembangunan gedung di kawasan yang relatif rendah.

Desain gedung tersebut pada bagian bawahnya akan menjadi area tampungan air. Namun bila terlihat dari luar, gedung tersebut layaknya gedung biasa.

“Tantangan bagi para arsitek adalah bisa memadukan desain yang sesuai dengan budaya lokal dan tetap adaptif dengan lingkuan. Arsitek tentu punya tanggangung jawab sebagai bagian dari masyarakat untuk mewujudkannya,” tandas Muhammad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com