Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Utama Dirikan Nagara Rimba Nusa di IKN Baru

Kompas.com - 25/08/2021, 11:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder & Director Urban Sibarani Sofian mengungkapkan adanya sejumlah tantangan dalam mewujudkan "Nagara Rimba Nusa" di Ibu Kota Negara Baru (IKN).

Menurut Sibarani, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah sensitivitas lingkungan di kawasan tersebut.

Pasalnya, mayoritas kawasan di Penajem Passser Utara, Kalimantan Timur, yang menjadi lokasi utama dari IKN baru ini merupakan kawasan hutan.

"Bagi kami, lingkungan menjadi tantangan utama dalam mewujudkan Nagara Rimba Nusa yang, terlebih kawasan tersebut merupakan kawasan dengan kekayaan hutan dan alamnya," kata Sibarani dalam diskusi virtual, Kamis (20/8/2021).

Baca juga: Tahun 2024, Populasi IKN Ditargetkan Capai 38.000 Orang

Sibarani menjelaskan, "Nagara" memiliki arti pemerintahan, masyarakat dan kota, sementara "Rimba" berarti hutan, dan "Nusa" diartikan sebagai archipelago atau kawasan yang merepresentasikasn wajah Indonesia dengan memiliki banyak pulau dan jalur air di dalamnya.

Jadi, filosofi utuhnya, Nagara Rimba Nusa didesain untuk mengombinasikan antara infrastruktur, kehidupan masyarakat dan alam.

Setiap bangunan di kawasan tersebut didesain dengan konsep bangunan hijau dan ramah lingkungan.

Namun demikian, penataan kawasan hutan harus menjadi fokus utama yang akan digarap terlebih dahulu dalam proyek itu sebelum melakukan pembangunan infrastruktur lainnya.

"Beberapa yang akan kami lakukan dalam penataan kawasan hutan yaitu menjaga hutan alam yang sudah ada saat ini agar tetap lestari, melakukan program restorasi kawasan hutan, menyambung ulang koridor hutan yang terfragmentasi, menambah keanekaragaman hayati dna yang lainnya," ungkap Sibarani.

Baca juga: Lima Dimensi Pembangunan IKN yang Harus Diperhatikan Pemerintah

Selain lingkungan beberapa tantangan lainnya yang akan dihadapi yaitu kecepatan dan ketepatan waktu pembamgunan, anggaran infrastruktur, menjaga keseimbangan antara pembangunan ruang publik dan private perumahan, dan juga menyediakan fasilitas transportasi berteknologi tinggi.

Nantinya IKN baru akan memiliki setidaknya dua kawasan utama yaitu Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) seluas 6.851 hektar dan Kawasan Ibu Kota Negara (K-IKN) yang merupakan kawasan komersil perumahan dengan luas mencapai 56.181 hektar.

KIPP juga akan menjadi sebuah urban ekosistem di mana alam dan kota sebagai lingkungan binaan terhubung dan hidup sebagai kesatuan organisme.

Kesatuan ini diimplementasikan dalam perencanaan kawasan yang terhubung dengan jaringan koridor hijau tak terputus atau jemari hijau (green finger) dan mengkoneksikan dengan ruang terbuka biru.

Adanya RTH dan ruang terbuka biru tentu dapat menjaga keseimbangan kondisi iklim di kawasan tersebut.

"RTH dan Biru dalam KIPP merupakan aktivitas kawasan sekaligus koridor habitat flora dan fauna yang terbagi Zona Natural Forest dan Zona RTH Binaan atau Taman Kota," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com