MRT Jakarta Kembali Terapkan Rekayasa Lalin di Jalan MH Thamrin

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekerjaan konstruksi MRT Jakarta Fase 2A Paket Kontrak 201 (CP201) Bundaran HI-Harmoni, dengan cakupan pekerjaan konstruksi Stasiun Monas dan Stasiun Thamrin hingga saat ini masih terus berlangsung.

Plt Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo mengatakan dalam dua minggu ke depan, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan melakukan pekerjaan konstruksi meliputi jet grout, pembangunan diaphragm wall, dan pemasangan king post pada Stasiun Thamrin.

Sehubungan dengan hal tersebut, PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama ShimizuAdhi Karya Joint Venture (SAJV) selaku kontraktor pelaksana akan melakukan rekayasa lalu lintas yang diberlakukan mulai 15 Agustus hingga 31 Agustus 2021.

Baca juga: Pendapatan Non-tiket Capai Rp 258 Miliar, Penyelamat Bisnis MRT Jakarta

"Dalam rangka mendukung pekerjaan konstruksi ini dan untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, Kami akan melakukan kembali rekayasa lalu lintas yang mulai berlaku sejak 15 Agustus hingga 31 Agustus 2021," kata Pratomo dalam keterangan yang dikutip Kompas.com, Jumat (13/08/2021).

Pengalihan lalu lintas konstruksi Stasiun Thamrin MRT Jakarta tahap 1-2B2 (transisi dari tahap 1-2B ke tahap 1-2C) sebagai berikut:

1. Jalan MM Thamrin sisi barat (arah Kota) mulai dari depan BPPT hingga depan Kementrian Agama, menjadi empat lajur kendaraan reguler dan satu lajur campur (mixed traffic) antara lajur Transjakarta dan kendaraan reguler (4+1).

Pada persimpangan sisi barat (arah Kota) Jalan MH Thamrin-Jalan Kebon Sirih, lajur kendaraan dibagi menjadi empat lajur ke sisi barat area kerja dan dua lajur ke sisi timur area kerja (contraflow).

Sedangkan untuk jalur di depan Bank Indonesia tetap dengan konfigurasi dua lajur kendaraan regular dan 1 lajur campur (mixed traffic) (2+1) di sisi barat area kerja dan 2 lajur kendaraan regular di sisi timur area kerja (contraflow).

2. Jalan MH Thamrin sisi timur (arah Blok M) mulai dari depan Kementrian ESDM hingga
Thamrin 10, tetap dengan konfigurasi empat lajur kendaraan regular dan satu lajur campur (mixed traffic) antara lajur Transjakarta dan kendaraan regular (4+1).