Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawa Timur Lampaui Jakarta, Minat Pembelian Properti Tumbuh 8 Persen

Kompas.com - 13/08/2021, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama Kuartal II-2021, Jawa Timur tercatat sebagai wilayah dengan pertumbuhan minat pembelian properti tertinggi se-Indonesia.

Pertumbuhan minat pencari properti di ujung timur Pulau Jawa ini melampaui Jakarta dan hinterland Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, Banten, serta Jawa Barat, dengan angka lebih dari 8 persen.

Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan menuturkan, demografi pasar pencari properti turut memperlihatkan perubahan yang menarik selama tahun kedua pandemi Covid-19.

"Dan Jawa Timur memegang posisi pertama sebagai daerah dengan pertumbuhan minat pembelian properti tertinggi. Menariknya, tak hanya Surabaya yang dicari peminat properti, melainkan juag Sidoarjo, Malang, Gresik, dan sekitarnya," ungkap Wasudewan menjawab Kompas.com, Kamis (11/8/2021).

Pertumbuhan minat pencari properti terhadap Jawa Timur tak lepas dari faktor kelengkapan infrastruktur seperti jalan tol, ditetapkannya Gresik sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menggenapi kawasan industri lainnya, Pelabuhan Teluk Lamong, dan lain sebagainya.

Baca juga: Ini Lokasi-lokasi Apartemen Favorit dan Paling Diincar Konsumen

Pertumbuhan kawasan industri ini mendorong peningkatan permintaan akan hunian, mulai dari rumah tapak, ruko komersial, apartemen, dan jenis-jenis properti lainnya.

Meski Jawa Timur mengalami pertumbuhan minat secara eksponensial, namun lokasi favorit para pencari properti tertinggi masih ditempati Jabodetabek dengan 35,2 persen, disusul Jawa Barat dengan 33,8 persen, dan Banten 18,3 persen.

Dari segi harga, properti dengan yang dipasarkan di bawah Rp 400 juta sampai dengan Rp 1 miliar masih menjadi favorit perncari rumah dengan porsi lebih dari 50 persen.

Hal yang sama juga terjadi secara Nasional, dengan kawasan Jabodetabek sebagai benchmark.

Meskipun permintaan properti di kisaran harga ini mencapai hampir 60 persen, suplai yang ada sebanyak 40 persen masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Selain harga, faktor lokasi dan fasilitas masih jadi prioritas utama konsumen saat membeli properti. 

Pembelian properti dengan metode kredit bank atau KPR masih jadi pilihan utama konsumen, dengan tunai keras jadi alternatif lain yang cukup diminati.

Potongan harga

Berbanding lurus dengan fenomena ini, potongan harga juga merupakan promosi yang paling diharapkan konsumen dari pengembang.

CEO Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono menambahkan, untuk menarik perhatian konsumen, bisa fokus untuk memberikan promo harga dan KPR, baik berupa diskon maupun cashback.

"Sementara konsumen bisa memanfaatkan promo KPR dari developer yang bekerja sama dengan bank," kata Hendra.

Di sisi lain, tren suplai properti terbesar masih terkonsentrasi di tiga lokasi utama, yaitu DKI Jakarta (38.6 persen), Jawa Barat (23.1 persen), dan Jawa Timur (16.2 persen).

Dengan jumlah permintaan (32 persen) yang melebihi pasokan (23.1 persen), Jawa Barat memiliki peluang menjanjikan bagi pengembang yang ingin meningkatkan jumlah properti di daerah tersebut.

Kondisi sebaliknya justru terjadi di Jawa Timur. Meskipun pertumbuhan jumlah pencari properti di daerah ini sangat baik, tren pasokan dan permintaan masih belum seimbang.

Permintaan tercatat hanya berada pada angka 7,7 persen, sementara pasokan 16,2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Umum
Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Berita
Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Berita
10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com