JAKARTA, KOMPAS.com - Guna menekan angka kecelakaan dan fatalitas di jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar simulasi evakuasi udara atau air evacuation.
Simulasi disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Basarnas Marsekal Muda (Marsda) TNI Henri Alfiandi, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur.
Simulasi dilaksanakan di dua titik, yakni Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) KM 39, dan Jalan Tol Jagorawi KM 19, Senin (10/05/2021).
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, perseroan telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Basarnas untuk melakukan kerja sama evakuasi udara.
Baca juga: Hari Pertama Larangan Mudik, 648 Kendaraan Dikeluarkan di Tol Jakarta-Cikampek
Kerja sama ini mengintegrasikan komunikasi dan informasi Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) dengan Basarnas terkait pertolongan dan penanganan darurat kecelakaan, agar korban dengan fatalitas tinggi dapat segera diselamatkan.
"Tujuannya untuk menekan angka fatalitas kecelakaan, dan menyelamatkan korban kecelakaan. Basarnas yang memang ahli di bidangnya terbukti mampu melakukan penanganan kecelakaan dengan cepat, dan akurat," tutur Subakti menjawab Kompas.com.
Subakti menuturkan, keahlian perseroan dalam menangani kecelakaan darurat di darat yang didukung oleh tim rescue tersertifikasi akan dipadukan dengan keahlian Basarnas.
Sehingga, kerja sama ini dapat menghasilan sinergi guna memenuhi target 20 menit sampai 30 menit kecepatan waktu penanganan kecelakaan dengan fatalitas tinggi di jalan tol.
"Target penanganan 20 menit ini sesuai dengan standar pelayanan minimum (SPM) yang diimplementasikan dalam acuan teknis standard operational procedure (SOP)," imbuh Subakti.
Baca juga: Lima Hari Jelang Lebaran, Tol Cipali Masih Diramaikan Kendaraan Logistik
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, simulasi penanganan kecelakaan di darat harus sering dilakukan.
Karena, menurutnya, Jasa Marga dan Basarnas tidak mungkin dapat melaksanakan penyelamatan tanpa keterampilan yang baik.
Sejalan dengan itu, Pemerintah menargetkan penanganan kecelakaan jalan raya dengan fatalitas 0 untuk jangka panjang hingga 2035.
Khusus di jalan tol, Pemerintah menargetkan fatalitas 0 dalam kurun lebih pendek yakni 2024 mendatang.
Sebagaimana dikatakan Kepala BPJT Danang Parikesit, bahwa dengan proyeksi angka kecelakaan 2.206 pada 2024 mendatang, fatalitas korban meninggal akan dapat ditekan menjadi 0.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.