Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Fatalitas Kecelakaan di Jalan Tol, Jasa Marga dan Basarnas Gelar Simulasi Evakuasi Udara

Kompas.com - 10/05/2021, 12:12 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna menekan angka kecelakaan dan fatalitas di jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar simulasi evakuasi udara atau air evacuation.

Simulasi disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Basarnas Marsekal Muda (Marsda) TNI Henri Alfiandi, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur.

Simulasi dilaksanakan di dua titik, yakni Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) KM 39, dan Jalan Tol Jagorawi KM 19, Senin (10/05/2021).

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, perseroan telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Basarnas untuk melakukan kerja sama evakuasi udara.

Baca juga: Hari Pertama Larangan Mudik, 648 Kendaraan Dikeluarkan di Tol Jakarta-Cikampek

Kerja sama ini mengintegrasikan komunikasi dan informasi Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) dengan Basarnas terkait pertolongan dan penanganan darurat kecelakaan, agar korban dengan fatalitas tinggi dapat segera diselamatkan.

"Tujuannya untuk menekan angka fatalitas kecelakaan, dan menyelamatkan korban kecelakaan. Basarnas yang memang ahli di bidangnya terbukti mampu melakukan penanganan kecelakaan dengan cepat, dan akurat," tutur Subakti menjawab Kompas.com.

Subakti menuturkan, keahlian perseroan dalam menangani kecelakaan darurat di darat yang didukung oleh tim rescue tersertifikasi akan dipadukan dengan keahlian Basarnas.

Sehingga, kerja sama ini dapat menghasilan sinergi guna memenuhi target 20 menit sampai 30 menit kecepatan waktu penanganan kecelakaan dengan fatalitas tinggi di jalan tol.

"Target penanganan 20 menit ini sesuai dengan standar pelayanan minimum (SPM) yang diimplementasikan dalam acuan teknis standard operational procedure (SOP)," imbuh Subakti.

Baca juga: Lima Hari Jelang Lebaran, Tol Cipali Masih Diramaikan Kendaraan Logistik

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, simulasi penanganan kecelakaan di darat harus sering dilakukan.

Karena, menurutnya, Jasa Marga dan Basarnas tidak mungkin dapat melaksanakan penyelamatan tanpa keterampilan yang baik.

Sejalan dengan itu, Pemerintah menargetkan penanganan kecelakaan jalan raya dengan fatalitas 0 untuk jangka panjang hingga 2035.

Khusus di jalan tol, Pemerintah menargetkan fatalitas 0 dalam kurun lebih pendek yakni 2024 mendatang.

Sebagaimana dikatakan Kepala BPJT Danang Parikesit, bahwa dengan proyeksi angka kecelakaan 2.206 pada 2024 mendatang, fatalitas korban meninggal akan dapat ditekan menjadi 0.

Guna menekan angka kecelakaan dan fatalitas di jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar simulasi evakuasi udara atau air evacuation, Senin (10/05/2021).Hilda B Alexander/Kompas.com Guna menekan angka kecelakaan dan fatalitas di jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar simulasi evakuasi udara atau air evacuation, Senin (10/05/2021).
Hal ini mengacu pada tren penurunan jumlah kecelakaan dan fatalitas dalam dua tahun terakhir seiring bertambahnya panjang jalan tol.

Tahun 2019, jumlah kecelakaan 2.626 dengan fatalitas 0,12.

"Sementara tahun 2020 menurun menjadi 2.528 dengan fatalitas 0,105," cetus Danang.

Budi dan Danang sepakat bahwa upaya menekan jumlah dan fatalitas kecelakaan tidak ringan.

"Akan tetapi saya yakin dengan kerja keras dari Basarnas, BPJT, Dirjen Perhubungan Darat dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) bisa dilakukan dan harus terus dilatih," ujar Budi.

Rest area

Kecelakaan di jalan tol yang memiliki kompleksitas tinggi membutuhkan penanganan cepat dan akurat.

Kepala Basarnas Marsekal Muda (Marsda) TNI Henri Alfiandi mengatakan, setelah simulasi dilakukan, pihaknya akan menghitung target kecepatan waktu penanganan melalui statistik jumlah korban dalam kecelakaan yang selama ini terjadi.

"Di situlah kami mengambil peran, yang tentunya berproses. Termasuk penyediaan pesawat helikopter untuk siaga di lokasi dengan radius yang tidak terlalu jauh dari titik kecelakaan," sambung Henri.

Karenanya, Basarnas dan Jasa Marga akan mendiskusikan pergeseran lokasi pesawat helikopter siaga untuk dapat memperhitungkan kecepatan waktu penanganan kecelakaan dengan kompleksitas tinggi.

Dalam simulasi hari ini, pesawat helikopter masih didatangkan dari Lanud Atang Senjaya, namun dalam real time-nya, akan dilihat spot-spot tertentu.

"Ada kemungkinan di rest area wajib ada tempat untuk helikopter standby. Sehingga pada jam-jam tertentu atau hari hari tertentu seperti Natal dan Tahun Baru, atau Lebaran, helikopter telah siaga," ucap Henri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com