Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Istana Negara Burung Garuda Dirancang sebagai Karya Seni

Kompas.com - 01/04/2021, 09:46 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Pematung Nyoman Nuarta mengatakan, secara konsep dan bentuk, Istana Negara burung Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni.

Konsep ini akan mengedepankan estetika sebagai pijakan dasar, sebelum kemudian menerapkan dalil-dalil arsitektural untuk mewujudkannya menjadi sebuah building, yang layak, nyaman, mempertimbangkan soal-soal lingkungan, dan pantas sebagai sebuah simbol negara besar.

Selain itu, istana ini juga dapat menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata di Indonesia.

Dalam keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (31/03/2021), dia menuturkan, jika penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, maka Istana Negara dengan arsitektur inti patung Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru.

"Tidak hanya menjadi tempat presiden berkantor dan melakukan aktivitasnya sehari-hari, tetapi lahir menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata kita," ujar Nyoman.

Kawasan kebanggaan Istana Negara yang memiliki luas 4 hektar dengan rencana 9 lantai, hanyalah bangunan inti dari seluruh kawasan seluas 32 hektar.

Baca juga: Dirjen Cipta Karya Benarkan Desain Istana Negara Burung Garuda Karya Nyoman Nuarta

Di dalam kawasan ini terdapat Plaza Nusantara seluas 10 hektar, yang akan meliputi area rekreasi, area duduk outdoor, jogging trek, jalur pejalan kaki, serta jalur buggy.

Bahkan dirancang pula terdapat amphiteather serta wilayah terbuka di mana rakyat bisa mengaksesnya secara bebas.

"Wilayah-wilayah seperti ini dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap negara. Cara-cara rekreatif semacam ini akan jauh lebih mengena di hati rakyat," kata Nyoman.

Pasalnya, Pulau Kalimatan nyaris senantiasa tenggelam dalam perbincangan industri pariwisata, jika dibandingkan dengan daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, dan bahkan Raja Ampat.

Pulau yang memiliki luas 743.330 kilometer persegi ini lebih dikenal sebagai pulau penghasil tambang setelah era kayu hutan berakhir.

Baca juga: Nyoman Nuarta Buka Suara, Ini Kronologi Rancangan Istana Negara Burung Garuda

Nyoman menyebut tanah dan rimba di pulau ini, senantiasa dikeruk untuk memenuhi hasrat ekonomi manusia.

Menurut Nyoman, Kalimantan tidak pernah dilihat sebagai pulau dengan eksotika kultural, yang sesungguhnya menjadi modal penting dalam pengembaraan industri pariwisata.

Citra Kalimantan yang lekat dengan tambang dan hutan, harus diperbaiki dengan menyodorkan sebuah ikon baru yang memadukan antara seni, sains, dan teknologi.

"Istana Negara akan dengan cita rasa estetik sebuah karya seni, dengan penggunaan sains, serta teknologi dalam mewujudkannya,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com