Nyoman menjelaskan cita rasa estetik dipergunakan sebagai framing, yang membangun citra keindahan, keteduhan, kedamaian, serta persaudaraan dalam perbedaan.
Sedangkan sebagai sebuah karya seni arsitektural, maka seluruh kalkulasi perwujudannya menerapkan dalil-dalil sains untuk menemukan unsur-unsur presisi, daya tahan dan kekuatan.
"Seluruhnya akan dibangun dengan menggunakan teknologi pembesaran yang telah teruji dalam berbagai kesempatan pembangunan patung gigantis," ujar dia.
Baca juga: Mengenal Nyoman Nuarta, Maestro yang Merancang Istana Negara Burung Garuda
Sedangkan secara teknologis, Istana Negara akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan.
Sosok Garuda dalam Istana Negara akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga dan kuningan.
Kedua logam terakhir ini akan mengalami proses oksidasi sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca, sebagaimana pula terdapat dalam patung GWK di Bali.
"Dengan penerapan pola-pola semacam itu, diharapkan Istana Negara di Kalimantan Timur, secara perlahan akan tumbuh menjadi daya tarik baru bagi dunia pariwisata," ujar dia.
Para wisatawan domestik, selain mengagumi wibawa dan kemegahan Istana Negara, sekaligus juga memupuk kepercayaan diri sebagai bangsa Indonesia.
Sedangkan para wisatawan mancanegara, akan berdecak kagum melihat keindahan seekor burung Garuda yang mengepakkan sayap di atas Istana Negara sebuah negeri bernama Indonesia.
Baca juga: Polemik Istana Negara Ibu Kota Baru, Dirancang Pematung dan Potensi Pemborosan Dana
"Sudah pada galibnya, tarikan dunia pariwisata satu wilayah akan menggerakkan sektor-sektor lain yang menjadi penunjangnya," imbuh Nyoman.
Dalam waktu bersamaan daerah-daerah sekitar Kalimantan Timur akan turut bergerak, memberikan keleluasaan bagi masuknya industri “baru”, yakni industri pariwisata.
Dengan demikian, Istana Negara akan berdiri di garda paling depan untuk mengubah citra sebuah pulau 'terbengkalai', yang selama ini seolah tak disentuh oleh pembangunan.
Jadi intinya tak hanya pemerataan, tetapi juga mendayagunakan lokasi yang dilupakan menjadi daya tarik baru.
“Saya berharap semoga Istana Negara benar-benar menjadi rumah rakyat, tempat seluruh rakyat Indonesia mereguk nilai-nilai keadaban dan perdamaian, serta persaudaraan dan persatuan, agar bangsa ini terus bertumbuh menjadi bangsa yang sehat, kuat, dan besar sepanjang masa,” lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.