Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polutan Berbahaya yang Bisa Diserap oleh Tanaman Laba-laba, Apa Saja?

Kompas.com - 27/06/2022, 20:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman laba-laba atau spider plant (Chlorophytum comosum) adalah salah satu tanaman hias yang mudah dirawat.

Selain itu, tanaman laba-laba juga cocok dijadikan dekorasi rumah, baik digantung maupun diletakkan di teras atau di dalam ruangan.

Meskipun demikian, manfaat tanaman laba-laba tidak sebatas sebagai tanaman hias yang memeriahkan rumah. Tanaman ini adalah salah satu tanaman pembersih udara, serta mampu menghilangkan sejumlah polutan berbahaya.

Baca juga: 7 Tanaman Hias yang Beracun untuk Hewan Peliharaan, Apa Saja?

 

Ilustrasi tanaman hias spider plant atau tanaman laba-laba. PEXELS/MATHIAS P. R. REDING Ilustrasi tanaman hias spider plant atau tanaman laba-laba.

Nah, apa saja polutan berbahaya yang dapat dihilangkan oleh tanaman laba-laba? Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari Balcony Garden Web, Senin (27/6/2022).

Tanaman laba-laba adalah bagian dari NASA Clean Air Study.

Dalam studi tersebut, disebutkan bahwa tanaman laba-laba paling efektif dalam menghilangkan karbon monoksida, formaldehida, xilena, dan toluena.

Fungsi tanaman laba-laba terkait menghilangkan polutan tersebut lebih baik daripada banyak tanaman dalam ruangan yang diuji dalam percobaan itu. Tanaman laba-laba juga diyakini menghilangkan lebih dari 95 persen zat beracun dari udara.

Baca juga: Manfaat Hidrogen Peroksida untuk Tanaman Hias dan Cara Menggunakannya

1. Karbon monoksida

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa yang tidak menyebabkan iritasi. Pembakaran tidak sempurna bahan bakar berkarbon seperti kayu, bensin, batu bara, gas alam, dan minyak tanah menghasilkan karbon monoksida.

Di kawasan perkotaan, sumber utama polutan ini adalah gas buang kendaraan bermotor. Kompor gas, lemari es, asap tembakau, tungku pembakaran kayu, perapian, dan pembakar bahan bakar fosil lainnya meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam ruangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com