Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2021, 15:02 WIB
Abdul Haris Maulana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

Kamu juga harus menjaga kadar amonia dan nitrit pada 0. Selain itu, nitrat harus kurang dari 20 ppm. Kamu tidak bisa membiarkan amonia menumpuk.

Jika demikian, ikan cupang akan terluka, insangnya terbakar, sakit, dan akhirnya mati. Tetapi sebelum mereka mati, mereka akan menunjukkan ketidaknyamanannya melalui tindakan seperti berenang secara vertikal.

Itulah salah satu alasan mengapa kamu sebenarnya tidak bisa memelihara ikan cupang di akuarium kecil. Jika kamu melakukannya, unsur beracun seperti amonia mungkin terbentuk terlalu cepat.

Hal yang sama berlaku untuk makan berlebih, kelimpahan makanan menyebabkan banyak pemborosan. Itu, pada gilirannya, berkontribusi pada konsentrasi amonia di dalam air.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Ikan Cupang Memuntahkan Makanannya

6. Menyimpan terlalu banyak ikan cupang

Penyimpanan berlebih adalah penyebab potensial lain dari penumpukan amonia. Semakin banyak ikan yang kamu miliki, semakin banyak makanan yang mereka makan, dan semakin banyak limbah yang mereka hasilkan.

Selain amonia, kamu juga harus mempertimbangkan kekurangan oksigen.

Akuarium yang dipenuhi ikan cupang tidak dapat mengisi oksigennya dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan penghuninya.

Itu juga membatasi kebebasan cupang serta mendorong serangan hama. Tekanan yang disebabkan oleh semua faktor ini dapat menyebabkan berenang vertikal pada cupang.

Baca juga: Tips Merawat Ikan Cupang untuk Pemula

7. Patah pinggang

Ikan cupang yang alami patah pinggang sebenarnya tidak hanya karena terjatuh, tapi bisa juga faktor gen atau suatu penyakit. Patah pinggang pada ikan cupang membuat mereka meringkuk, sehingga cara berenangnya menjadi vertikal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com