Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Tensi Tinggi Geopolitik Timur Tengah dan Pengaruhnya terhadap Tatanan Global

Kompas.com - 17/04/2024, 09:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Memperkuat hubungan dengan wilayah yang lebih stabil dan berinvestasi dalam infrastruktur lokal bisa mengurangi ketergantungan pada jalur perdagangan yang tidak stabil.

Selain itu, pengembangan sektor energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada minyak impor, memberikan perlindungan terhadap fluktuasi harga minyak global.

Dalam era di mana dinamika geopolitik berubah dengan cepat, pentingnya diplomasi yang kolaboratif dan strategis semakin meningkat.

Ketika ketegangan antara Iran dan Israel meningkat, potensi konflik yang lebih besar mengancam, yang bisa menjadi tak terkendali jika tidak diatur dengan bijak.

Dalam situasi ini, peran diplomasi internasional menjadi krusial untuk meredakan ketegangan dan mengarahkan para pihak yang terlibat menuju resolusi yang lebih stabil dan damai.

Ketergantungan yang kompleks dalam sistem global kita menekankan perlunya diplomasi yang efektif. Timur Tengah, sebagai titik konflik yang berkelanjutan, memengaruhi stabilitas global dan kondisi ekonomi, dengan dampak yang signifikan bagi negara-negara seperti Indonesia.

Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi situasi yang tidak menentu. Lanskap domestik di Israel penuh tantangan, termasuk masalah yang sedang berlangsung dengan Hamas mengenai sandera, situasi yang masih belum terselesaikan dan mengkhawatirkan.

Konflik yang memburuk dengan Iran dapat merusak hubungan diplomatik Israel yang baru saja terbina dengan negara-negara Arab tetangga, pencapaian yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk diraih.

Selain itu, masyarakat Israel, yang telah terbiasa dengan beban konflik, mungkin skeptis terhadap eskalasi yang hanya menjanjikan lebih banyak ketidakstabilan.

Di sisi lain, Iran juga menghadapi situasi kompleks. Perekonomian Iran telah terpukul oleh sanksi dan penurunan umum dalam sistem keuangannya, menyebabkan ketidakpuasan luas di antara penduduknya.

Peningkatan nilai tukar dolar membuat impor menjadi mahal dan memperparah inflasi, semakin memberatkan rakyat Iran.

Meskipun kesulitan domestik ini biasanya dapat membatasi ambisi militer Iran, mereka juga bisa mendorong para pemimpin untuk mengadopsi sikap lebih agresif di luar negeri sebagai cara untuk mengkonsolidasikan dukungan internal dengan membangkitkan sentimen nasionalis.

Sementara AS, Israel, dan Iran adalah aktor utama dalam drama yang sedang berlangsung ini, China juga memainkan peran penting dengan pengaruhnya yang dapat sangat signifikan.

Maret 2023, China berhasil memediasi antara Arab Saudi dan Iran, menandakan pendekatan hati-hati namun strategis terhadap politik Timur Tengah.

China cenderung memprioritaskan keterlibatan ekonomi daripada militer, dan kemungkinan akan menjaga sikap netral seperti dalam konflik Ukraina-Rusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com