Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Kelompok Radikal-Rezim Neo Nazi di Balik Penembakan Konser Moskwa

Kompas.com - 26/03/2024, 05:34 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (25/3/2024) mengakui bahwa kelompok radikal berada di balik serangan atau penembakan konser Moskwa pekan lalu.

Selain itu, Putin juga menyatakan bahwa kelompok radikal tersebut juga berkaitan erat dengan rezim Neo-Nazi di Kyiv Ukraina.

Dalam pertemuan yang disiarkan televisi, Putin menyatakan, sebelas orang telah ditahan sehubungan dengan serangan itu.

Baca juga: Rusia Tolak Komentari Klaim ISIS Bertanggung Jawab atas Penembakan Konser Moskwa 

Mereka yang ditahan tersebut terlibat dengan orang-orang bersenjata yang menyamar menyerbu Balai Kota Crocus, menembaki penonton konser dan membakar gedung, hingga menewaskan sedikitnya 137 orang.

"Kita tahu bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam radikal, yang ideologinya telah diperjuangkan oleh dunia Islam selama berabad-abad," kata Putin, dikutip dari AFP pada Selasa (26/3/2024) pagi.

"Kekejaman ini mungkin hanya sebuah rangkaian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang telah berperang dengan negara kita sejak tahun 2014 melalui rezim Neo-Nazi di Kyiv," imbuh Putin, mengacu pada Ukraina.

Ia juga mempertanyakan bahwa mengapa setelah melakukan kejahatan para teroris mencoba pergi ke Ukraina dan siapa yang menunggu mereka di sana?

Sebelumnya, ISIS telah mengatakan beberapa kali sejak Jumat bahwa mereka bertanggung jawab atas penembakan konser Moskwa.

Serta saluran media yang berafiliasi dengan ISIS telah menerbitkan video grafis dari orang-orang bersenjata di dalam tempat tersebut.

Baca juga: Rusia Ragukan ISIS Bertanggung Jawab atas Penembakan Konser Moskwa, lalu Siapa Pelakunya?

Diketahui, ISIS menyatakan bahwa pihaknya melakukan serangan di Moskwa Rusia pada Jumat (22/3/2024).

"Serangan itu dilakukan oleh empat pejuang ISIS yang dipersenjatai dengan senapan mesin, pistol, pisau, dan bom api," kata ISIS dalam salah satu saluran Telegramnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com