Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejolak Politik Vietnam, Presiden Mundur meski Baru Setahun Menjabat

Kompas.com - 24/03/2024, 14:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Seseorang benar-benar menggali masa lalunya, yang menunjukkan bahwa hal itu bermotif politik,” kata Zachary Abuza, seorang profesor di National War College di Washington.

Usai pengunduran diri Thoung, seperti tradisi yang ada di Partai Komunis, pimpinan senior akan memulai pembicaraan mengenai keputusan personalia yang akan dibuat pada Kongres Nasional pada awal 2026.

Mereka kini harus memutuskan pengganti Thuong sebagai presiden. Jika Partai Komunis tetap berpegang pada peraturannya sendiri bahwa presiden baru harus menjalani masa jabatan penuh sebagai anggota Politbiro, maka hanya ada lima kandidat, meskipun ada kemungkinan bahwa partai tersebut akan melanggar peraturan sekali lagi.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue kemungkinan besar tidak akan tertarik karena jabatan presiden memiliki posisi yang lebih rendah dalam hal kekuasaan politik dibandingkan jabatan mereka saat ini, kata Le Hong Hiep, peneliti senior di Institut ISEAS–Yusof Ishak, Program Studi Vietnam di Singapura.

Baca juga: Skandal Korupsi Terbesar Asia Tenggara Terjadi di Vietnam

Siapa kandidat Presiden Vietnam selanjutnya?

To Lam, yang saat ini menjabat menteri keamanan publik menjadi kandidat potensial. Jabatan kepresidenan mungkin akan mempermudahnya untuk mendapatkan pengecualian terhadap aturan batas usia agar dapat mencalonkan diri sebagai sekretaris jenderal pada 2026.

Namun, menduduki kursi kepresidenan akan mengurangi kapasitasnya pada kampanye antikorupsi, sehingga berpotensi merugikan ambisinya untuk menduduki jabatan puncak di Partai Komunis.

Para analis memperkirakan, kursi kepresidenan kemungkinan besar akan diambil oleh Truong Thi Mai yang saat ini menjabat sebagai anggota Sekretariat Partai Komunis, Trong, atau seseorang yang berada di posisi bawah.

Sosok terpilih sebagai Presiden Vietnam nantinya juga akan berdampak pada siapa yang menggantikan Nguyen Phu Trong sebagai Sekretaris Jenderal pada 2026. Trong dianggap sebagai sumber dari sebagian besar ketidakstabilan politik Vietnam.

Thuong, presiden yang baru saja mundur, adalah satu dari lima kandidat yang memenuhi syarat untuk menggantikan Trong sebagai Sekretaris Jenderal Partai, kata Abuza. Dengan mundurnya Thoung, hanya tersisa empat kandidat.

Namun, menurut Hiep, Perdana Menteri Chinh mempunyai tuduhan korupsi yang menghantui dirinya, dan Mai memiliki "basis kekuasaan yang relatif lemah."

Hal ini membuat To Lam, yang memimpin kampanye antikorupsi, berada di posisi terdepan, sehingga membuat beberapa orang curiga bahwa menteri keamanan publik mungkin punya andil dalam kejatuhan rekan-rekannya.

"To Lam jelas berperan dalam pengunduran diri Vo Van Thuong, dan sebelum dia, Nguyen Xuan Phuc,” kata Vu dari Universitas Oregon.

"Kampanye antikorupsi telah memungkinkan To Lam untuk mengumpulkan kekuasaan pribadi, meninggalkan dia sekarang, jika dia mau, sebagai penerus Trong jika dia mundur di Kongres berikutnya,” tambahnya.

Baca juga: Mobil Listrik Asal Vietnam, VinFast, Berambisi Tembus Pasar Eropa

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Gejolak Politik di Balik Pengunduran Diri Presiden Vietnam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com