Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Hasil Perundingan di Doha, Pejabat Hamas: Israel Tolak Gencatan Senjata Komprehensif

Kompas.com - 24/03/2024, 10:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Seorang pejabat Hamas pada Sabtu (24/3/2024) mengatakan, ada kesenjangan besar di antara Hamas dan Israel dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Seperti diketahui, kedua belah pihak telah menggelar pembicaraan mengenai gencatan senjata dan kemungkinan pertukaran sandera serta tahanan di Doha, Qatar pada pekan ini.

Kepala mata-mata Israel (Mossad) dilaporkan turut bergabung dengan para mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat dalam perundingan itu.

Baca juga: Rusia-China Memveto Tawaran AS di DK PBB Terkait Gencatan Senjata Gaza

"Ada perbedaan posisi yang mendalam dalam negosiasi antara Hamas dan penjajah (Israel) karena musuh memahami fleksibilitas yang ditunjukkan oleh gerakan ini sebagai kelemahan," kata pejabat itu kepada AFP.

Pejabat tersebut menambahkan, bahwa Israel hanya ingin mencapai gencatan senjata sementara dan setelah itu mereka dapat melanjutkan agresinya terhadap rakyat Palestina di Gaza.

"(Israel) menolak untuk menyetujui gencatan senjata yang komprehensif atau total dan menolak penarikan pasukannya secara menyeluruh dari Gaza," kata pejabat itu.

Pejabat tersebut menjelaskan, Israel telah mengindikasikan bahwa mereka ingin menjaga masalah bantuan, tempat tinggal, dan bantuan di bawah kendalinya.

Israel, kata dia, juga menuntut badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) tidak kembali bekerja, terutama di Jalur Gaza utara.

Hubungan yang sudah lama tegang antara Israel dan PBB telah semakin memburuk seiring dengan meningkatnya kemarahan internasional atas jatuhnya korban sipil dan krisis kemanusiaan di Gaza.

Baca juga: AS Ajukan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, DK PBB Akan Voting Hari Ini

Kembalinya para sandera yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu terhadap Israel telah menjadi pertanyaan utama dalam perundingan tersebut.

Namun, pejabat Hamas tidak memberikan komentar apapun mengenai masalah ini.

Militan Palestina menyandera sekitar 250 sandera Israel dan asing dalam serangan tersebut, tetapi puluhan orang telah dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu di bulan November.

Israel meyakini sekitar 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 33 orang yang diduga tewas.

Dari 33 sandera itu, delapan orang diyakini sebagai tentara, sedangkan 25 orang lainnya adalah warga sipil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com