Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Sampaikan Proposal Terbaru Gencatan Senjata, Ini yang Diminta

Kompas.com - 15/03/2024, 16:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Hamas telah menyampaikan proposal terbaru gencatan senjata di Gaza Palestina kepada mediator dan AS yang mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan kebebasan bagi tahanan Palestina.

Tahanan itu, 100 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup. Hal itu disampaikan dalam isi proposal yang dilihat oleh Reuters.

Hamas mengatakan pembebasan awal warga Israel akan mencakup perempuan, anak-anak, orang tua dan sandera yang sakit sebagai imbalan atas pembebasan 700-1.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, menurut proposal tersebut.

Baca juga: Pesan Ramadhan Raja Salman: Kejahatan Keji di Gaza Harus Diakhiri

Pembebasan perekrutan perempuan Israel juga disertakan.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (14/3/2024) bahwa proposal gencatan senjata baru di Gaza yang diajukan oleh Hamas kepada mediator masih didasarkan pada tuntutan yang tidak realistis.

Kantor PM Israel mengatakan perkembangan terkini mengenai masalah ini akan diserahkan kepada kabinet perang dan kabinet keamanan tambahan pada hari Jumat.

Mesir dan Qatar telah berusaha mempersempit perbedaan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata yang seharusnya terjadi karena krisis kemanusiaan yang semakin parah menyebabkan seperempat penduduk di Jalur Gaza menghadapi kelaparan.

Pejabat Qatar tidak segera menanggapi permintaan komentar.

"Mesir berusaha mencapai gencatan senjata di Gaza serta meningkatkan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza dan memungkinkan pengungsi Palestina di wilayah selatan juga tengah untuk pindah ke wilayah utara," kata Presiden Abdel Fattah al-Sisi pada Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Kapal Militer AS Bangun Pelabuhan Terapung di Lepas Pantai Gaza

"Kita berbicara tentang mencapai gencatan senjata di Gaza, yang berarti gencatan senjata dan memberikan bantuan dalam jumlah besar," katanya kepada akademi kepolisian Mesir.

Sisi juga memperingatkan bahaya serangan Israel ke Rafah, yang terletak di perbatasan dengan Mesir.

Sementara Hamas mengatakan perundingan gencatan senjata telah tersendat selama beberapa minggu terakhir karena penolakan Netanyahu terhadap tuntutan Hamas.

Yakni yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan Israel dari Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi di wilayah selatan ke wilayah tengah dan utara, dan meningkatkan bantuan tanpa batasan.

Pada Februari, Hamas menerima rancangan proposal dari perundingan gencatan senjata Gaza di Paris yang mencakup jeda 40 hari dalam semua operasi militer dan pertukaran tahanan Palestina dengan sandera Israel dengan rasio 10 banding satu, rasio serupa dengan proposal gencatan senjata baru.

Namun, Israel pada Februari menolak rancangan usulan gencatan senjata dari Hamas, dengan alasan tujuan lama mereka adalah tidak mengakhiri perang sampai mereka menghancurkan kelompok Hamas yang menguasai Gaza sejak 2006.

Hamas menegaskan bahwa perjanjian harus mengakhiri perang.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Gaza 31.045 Orang, Hampir Menyamai Kapasitas Stadion Maguwo Sleman

Menurut proposal terbaru, Hamas mengatakan tanggal gencatan senjata permanen akan disepakati setelah pertukaran sandera dan tahanan awal, serta batas waktu penarikan Israel dari Gaza.

Kelompok tersebut mengatakan semua tahanan dari kedua belah pihak akan dibebaskan pada tahap kedua dari rencana tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com